29 Desember 2010

Renungan Rumah Sakit??


Setengah hari bolak-balik melalui beberapa sudut RS pemerintah terbesar di DIY sambil mengamat-amati sekeliling, memunculkan sebuah tanya: Kira-kira, capek mana ya???

- petugas registrasi & administrasi RS
- perawat (a. di poli/ rawat jalan; b. di ruang rawat inap; c. di unit gadar)
- dokter
- farmasis, apoteker
- psikolog
- laboran
- terapis
- ahli gizi
- pekarya & cleaning service
- petugas keamanan RS & petugas parkir
- pasien & keluarga pasien (a. rawat jalan; b. rawat inap)
- mahasiswa praktik


... hasil perenungan beberapa jam setelahnya >>> nampaknya masing2 akan menjawab, "saya lebih capek dari dia.."
Ya.. masing-masing punya porsi ke-capek-an sendiri-sendiri. Namun, masing-masing juga nampak menikmati & menerima kondisi dan perannya. So, what's the problem??
*merasa masih ada yang mengganjal*

... hasil perenungan beberapa jam setelah perenungan sebelumnya >>> Well, mereka memang nampaknya menerima kondisi dan peran masing-masing. Yang bertugas 'melayani', ya melayani dengan senang hati... Yang berobat, juga berobat dengan senang hati. Tapi kenapa sampai terjadi, orang berobat sampai berduyun-duyun seperti mau nonton bola? (masih terbawa suasana Final AFF ^_^v) 
Ada yang mengeluhkan karena iklim (memicu mutasi gen, mengganggu imunitas, dkk), karena lifestyle (generasi instan), karena ketidakmampuan pemerintah menciptakan lingkungan sehat (lho... nanti pasti ujung-ujungnya sampai ke ekonomi, politik, sosial budaya, dkk). 
Nampaknya tanya ini akan dijawab oleh 'orang kesehatan' dengan, "karena paradigma masyarakat kita dalam memandang kesehatan adalah paradigma kuratif, bukan preventif". Hmm...
*masih ada juga yang mengganjal*

... hasil perenungan beberapa menit kemudian >>> OK, ketika kita (baca: 'orang kesehatan') sudah berhasil mengubah paradigma masyarakat menjadi paradigma preventif, bisa dipastikan bahwa -idealnya- jumlah orang sakit akan menurun drastis. Pada saat yang bersamaan, kebutuhan akan tenaga kesehatan -di RS- juga akan berkurang. Kira-kira apa dampak ke depannya bagi tenaga kesehatan, sekolah-sekolah kesehatan, industri farmasi, dll. mengacu pada teori ekonomi mengenai 'suply & demand' dikaitkan dengan kondisi umum pertambahan jumlah manusia, peningkatan jumlah jobseeker (baca: pengangguran), dan ketersediaan lapangan kerja??

*banyak alternatif jawaban beterbangan di dalam ruang pikir saya, ketika tiba-tiba...*

Hoi... jangan berpikir terlalu jauh!! Hadapi yang sekarang di depan mata... masyarakat masih butuh tenaga kesehatan koq... masyarakat masih berparadigma kuratif koq... masih banyak garapan yang menanti diselesaikan hari ini...

*aah... sejujurnya saya tidak suka ruang pikiran saya dibatasi. tapi ya sudah lah... sementara sampai di titik ini. Lain waktu, mari 'berkelana' lagi. 
Dan pandangan mata saya tiba-tiba tertuju pada sebuah buku bersampul hitam berjudul "Mafia Kesehatan". hmm... baca lagi yuuuk...^_^9


Yogyakarta, 29 Desember 2010 (dini hari)





** Saat memikirkan judul tulisan ini, tiba2 muncul tanya lagi, "kenapa rumah sakit? bukan rumah menuju sehat atau yang lain?" hmmm..... f>.<

28 Desember 2010

Ketika cinta menyapa...


Berada di tengah-tengah orang yang saling mencintai tentunya merupakan sebuah nikmat. Dan kali ini, cinta-cinta itu bukan berupa cinta kepada sesama manusia, bukan berupa cinta kepada saudara seiman, melainkan cinta kepada pasangan jenis. Yups, kali ini saya ingin bicara mengenai cinta dalam lingkup sempit, cinta antara dua insan yang berbeda jenis (baca: laki-laki dan perempuan) namun diciptakan untuk saling berpasang-pasangan. Makanya saya menyebutnya pasangan jenis, bukan lawan jenis...^_^

Banyak rupa yang akan kita jumpai pada cerita tentang cinta antara laki-laki dan perempuan. Bagi masyarakat kita pada umumnya, cinta antara pasangan jenis biasa diejawantahkan dalam ikatan pernikahan dan pacaran. Pernikahan adalah bagi mereka yang dianggap sudah serius dan 'cukup umur', sedangkan pacaran bagi mereka yang merasa belum siap untuk mengikatkan diri secara serius. Merupakan hal yang lumrah dalam pandangan masyarakat, ketika dua anak manusia berjalan berdua, bergandengan tangan, dan bermesraan meskipun tanpa adanya ikatan pernikahan. Dan itulah yang membuat hati miris.. Bagaimana mungkin sebuah perkara yang jelas-jelas tidak halal dianggap wajar, bahkan dihalalkan? (aah, bisa panjang bahasannya).


Hari-hari penuh cinta

Belum lama ini, beberapa sahabat telah sukses untuk mencapai sebuah titik dimana perjuangan hidup yang sebenarnya dimulai. Bagi mereka, saya ucapkan Barokallahulakuma wabaroka'alaykuma wajama'abainakuma fii khoir... Inilah cara terbaik dan terindah untuk merayakan cinta. Selamat berjuang sahabatku.. semoga sakinah, mawadah, rahmah, dan barokah sukses kalian raih. Aamiin..

Masih dalam kurun waktu belakangan ini, beberapa sahabat ternyata juga tengah mendapatkan anugerah. Sebuah rasa luar biasa yang mampu mengubah segala hal jadi indah dalam pandangan. Sebuah rasa yang mampu memekarkan bunga-bunga di taman hati. Sebuah rasa yang mampu menghangatkan sudut-sudut hati yang lembab. Hingga ia mampu menggelorakan semangat diri untuk terus memperindah, mewangi, juga mendesak-desak diri untuk terus memberikan yang terbaik bagi ia yang tercintai. 'yang tercintai'?? Ya!! itulah kenyataanya. Bukan 'yang dicintai'. Sebab yang dialami sahabat saya adalah 'jatuh cinta', sebuah kerja yang tak disengaja. Beda halnya jika ia melakukan kerja 'bangun cinta', maka objeknya menjadi 'yang dicintai'.

Banyak hal lucu yang saya amati dari mereka. Ada yang jadi rajin mempercantik diri (mungkin untuk menarik perhatian 'yang tercintai'). Ada yang jadi rajin ikut kegiatan dimana ada 'yang tercintai' di sana. Ada yang jadi menyukai apa-apa yang disukai oleh 'yang tercintai'. Ada yang jadi hobi cerita sambil berbinar-binar setiap habis berjumpa dengan 'yang tercintai'. Ada pula yang jadi rajin menguntit 'yang tercintai', baik dengan penguntitan secara langsung maupun tak langsung (misal : nguntit akun fb ato twitter ato blog si-'yang tercintai'). Dalam kondisi seperti itu, saya cuma bisa geleng-geleng kepala sambil senyum-senyum sendiri. Tentu saja saya berkomentar yang isinya mengingatkan agar tak berlebihan dan 'membangunkan' mereka bahwa ada Mr. Right yang masih dalam genggaman-Nya, sambil memohonkan agar mereka tetap dalam naungan ridho-Nya.


Ketika cinta menyapa para 'penggiat kebaikan'

Ada lagi kondisi serupa tapi tak sama yang dialami oleh sahabat saya yang lain. Sebagai orang yang 'tahu' dan berkomitmen untuk terus menjalankan syariat Islam secara kaaffah, jatuh cinta pada orang yang tidak halal merupakan suatu hal yang tidak mengenakkan. Alih-alih membangkitkan semangat untuk terus bergerak, yang ada malah mengendurkan semangat, menurunkan produktivitas, bahkan bisa membuat diri terjerembab. jatuh... sakit... dan menghadirkan kedukaan mendalam.
Beruntung jika orang tersebut menyadari hadirnya anugerah itu, kemudian memilih untuk me-manage rasa itu  (baca: cinta dalam diam atau mencari jalan yg benar/ nikah) atau melakukan terminasi secara baik-baik. Namun ada pula yang terus-menerus menampik adanya anugerah itu. Hingga pada suatu titik, ada gelombang besar menyeruak dari dalam hatinya yang bisa memporak-porandakan semua, sebab ia terlalu lama memendam tanpa penyelesaian. Kata orang, overload..

Nah, terkait dengan hal ini saya ingin sedikit berbagi. Bagi sahabat yang tengah beroleh anugerah spesial ini... memang benar bahwa jatuh cinta pada orang yang tak halal adalah hal yang tidak dibenarkan. Berusaha membentengi hati dari hal tersebut juga merupakan perkara yang susah-susah-gampang. Namun, rasa itu hadirnya di dalam hati bukan? dan yang punya kuasa atas hati kita adalah Allah... bukan begitu?
Jadi, akankah kita menyalahkan Allah akan hadirnya rasa itu di satu sisi hati kita? atau akankah kita terus-menerus mempersalahkan diri atas 'kelalaian' kita menjaga hati?
Semoga jawaban Anda, "tentu tidak.." ^_^
Maka teruslah meminta pada Allah untuk menetapkan hati kita pada sisi yang kita harap akan menuai ridho-Nya. Berhentilah mempersalahkan diri atas hadirnya anugerah indah ini, dengan catatan segera putar haluan untuk lebih menyibukkan diri pada hal-hal positif yang dapat mengembalikan produktifitas. Jangan lupa hindari hal-hal yang menyebabkan 'kekambuhan'.

Ibarat seseorang yang baru didiagnosa menderita sebuah penyakit, mula-mula ia akan menampik kenyataan bahwa ia sakit (denial). Selanjutnya ia akan mulai menyadari bahwa ia memang sakit, tapi kemudian ia menyalahkan keadaan/orang lain/ diri sendiri atas kondisi yang dialaminya (anger). Setelah itu ia akan mengalami masa-masa dimana ia menerima kondisi, namun masih terus menyesal atas hal tersebut (bargaining). Jika penyesalan berlanjut, putus asa hadir, dan hal terburuk pun bisa terjadi (depression). Sebaliknya, ketika ia menyadari bahwa penyakit itu memang sudah 'jatah'-nya dan orang tersebut sadar bahwa berupaya untuk mengembalikan kesehatannya adalah lebih utama, ia akan menerima penyakit tersebut (acceptance), kemudian bergegas mencari pengobatan.

Demikianlah sahabatku, setiap manusia tentu akan mengalami yang namanya cinta. Dan ketika cinta itu datang pada saat yang tak diharapkan, kemudian ia menyuramkan hari-harimu, ingatlah bahwa 'kedukaan' itu punya fase (denial, anger, bargaining, depression, acceptance). Kenali di fase mana kau berada, lalu bergegaslah menuju fase dimana kau bisa mengobati 'dukamu' itu. Sadarilah bahwa kita adalah manusia, bukan  malaikat yang tak punya dosa. Jadi dalam menyikapi anugerah ini, gunakan cara yang manusiawi. S
emoga Allah senantiasa menetapkan hati-hati kita pada jalan yang menuntun kita pada keridhoan dan barokah-Nya. Aamiin..


23 Desember 2010

30 For Us... ^_^

GUIDE TO A BETTER LIFE


Personality:
1. Don't compare your life to others'. You have no idea what their journey is all about.
2. Don't have negative thoughts of things you cannot control. Instead invest your energy in the positive present moment
3. Don't over do; keep your limits
4. Don't take yourself so seriously; no one else does
5. Don't waste your precious energy on gossip
6. Dream more while you are awake
7. Envy is a waste of time. You already have all you need..
8. Forget issues of the past. Don't remind your partner of his/her mistakes of the past. That will ruin your present happiness.
9. Life is too short to waste time hating anyone. Don't hate others.
10. Make peace with your past so it won't spoil the present
11. No one is in charge of your happiness except you
12. Realize that life is a school and you are here to learn. Problems are simply part of the curriculum that appear and fade away like algebra class but the lessons you learn will last a lifetime.
13. Smile and laugh more
14. You don't have to win every argument. Agree to disagree.

Community:
15. Call your family often
16. Each day give something good to others
17. Forgive everyone for everything
18. Spend time with people over the age of 70 & under the age of 6
19. Try to make at least three people smile each day
20. What other people think of you is none of your business
21. Your job will not take care of you when you are sick. Your family and friends will. Stay in touch.

Life:
22. Put GOD first in anything and everything that you think, say and do.
23. GOD heals everything
24. Do the right things
25. However good or bad a situation is, it will change
26. No matter how you feel, get up, dress up and show up
27. The best is yet to come
28. Get rid of anything that isn't useful, beautiful or joyful
29. When you awake alive in the morning, thank GOD for it
30. If you know GOD you will always be happy. So, be happy.

While you practice all of the above, share this knowledge with the people you love, people you school with, people you play with, people you work with and people you live with.Not only will it enrich YOUR life, but also that of those around you.

Remember,

GOOD THINGS ARE FOR US TO SHARE... :)


source : article, picture

22 Desember 2010

Bye,,, Oneng Jr. T-T


Maaf ya, cing...
Aku memang melihat kau tergeletak di sana. Dan aku pun sempat berdiri sejenak di dekat kau tergeletak.
Bodohnya aku malah berjalan mengendap-endap karena tak ingin membangunkanmu... (habis,, siapa suruh kau dan saudara-saudaramu suka 'ngebo' kalo tidur?)

Setelah si Swastika teriak-teriak, "ini kucingnya mati ya??", baru aku tersadar.. Loh, jadi ternyata kamu nggak tidur to? Astaghfirullah... Lha wong penampakanmu tuh kaya kalo lagi tidur di sofa, kok. Jadi, mana tahu aku kalo ternyata kau sudah 'dijemput'.

Keributan kecil sempat terjadi di sekitar TKP. Ribut karena malam sudah melarut (baca: makin larut) dan 2 lapis gerbang juga sudah terkunci rapat, sedangkan kami (baca: pelaku keributan kecil) tak ada yang tega menyentuhmu. Jadilah malam itu jasadmu tetap terbaring di situ, menanti pagi dan 'petugas berwenang' yang akan datang mengamankanmu. Maafkan kami ya cing...

Sembari kembali ke peraduan masing-masing, pikiran kami pun mencoba menjajaki kemungkinan modus kematianmu. Tak nampak bekas kekerasan (ex: darah/ bekas pukulan) pada tubuhmu, hingga kami pun mengambil kesimpulan bahwa mungkin saja kau jadi salah satu korban KEP(badanmu tampak lebih kurus dari biasanya) atau malah kau tewas karena OD (mengingat tadi pagi pak 'manusia mobil' mengepel lantai dengan suatu zat kimia khusus & ada sisa-sisa tulang tercecer di lantai).

modus 1 : KEP
modus 2 : OD


Aah... makin ngaco!!!!

Yah, apapun modus kematianmu, satu penyebab pasti... jatah hidupmu di dunia ini memang sudah habis.
Dan kondisimu membuatku berpikir, tentang bagaimanakah 'kan kulalui akhir hidupku? akankah berakhir baik dan indah (husnul khotimah), atau malah sebaliknya? Bukankah tinta untuk mencatatkan akhir hidup kita sudah lama mengering dan hingga kini isi catatan itu masih jadi rahasia-Nya?

“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan islam, akhirilah hidup kami dengan membawa iman, akhirilah hidup kami dengan husnul khotimah”


Gambar saya dapat dari sini dan sini.
 

21 Desember 2010

Aku dan si Pengembara TA


Isa namanya. Gaya pakaiannya casual. Dilengkapi atribut dua buah tas punggung, satu di belakang dan satu lagi (ukurannya lebih kecil) disandangnya di depan. Gaya khas mahasiswa...

Kami jumpa di halte -angkutan umum yang disediakan pemerintah Yogyakarta (baca: trans Jogja) masih di area terminal Jombor. Tapi nampaknya kami pun diangkut oleh bus yang sama sebelumnya, dari kota kelahiran saya. Seperti biasa, tak ada kegiatan lain yg dilakukan di dalam halte selain menanti... Ya, menanti hadirnya kereta bermesin warna hijau-kuning yang siap mengantar kami ke halte-halte transJogja yang tersebar di beberapa titik yang dekat dengan tempat tujuan kami...

Singkat kata, kami berkenalan. Tak langsung sebut nama, melainkan saling bertanya tempat tujuan masing-masing. Sebuah basa-basi khas pengendara angkutan umum.
Dan kami pun langsung nyambung...

Dari obrolan singkat itu, saya tahu bahwa ia adalah seorang 'pengembara' yang tengah mencari lokasi dimana objek penelitiannya berada. Bayangkan saja.. ia yang asli Sidoarjo, menuntut ilmu di Surabaya, dan kini mendamparkan dirinya di daerah Jogja-Jateng (bolak-balik). Sendirian. Tanpa sanak saudara. Di dua wilayah itu, ia hanya mengandalkan 'jaringannya'. Subhanallah...
Dan tahukah anda, kenapa dia musti bolak-balik Jogja-Jateng?? Karena ia tak punya informasi detail mengenai lokasi yang ia cari.
Jadi, ceritanya... ketika sedang mencari-cari topik untuk tugas akhirnya, ia menemukan sebuah artikel di koran tentang pernikahan beda agama. Dan ia merasa langsung sreg dengan topik tersebut. Menurut keterangannya, artikel di koran itu hanya menunjukkan lokasi yang dimaksud dengan "2 jam ke arah utara Yogyakarta". Itu saja. Tak ada keterangan tambahan seperti nama kota/ kabupaten, kecamatan, dll.

Sontak saya merasa tertohok mendengar cerita si Isa. Tentang semangat, keyakinan, dan perjuangannya demi mendapatkan data tentang objek penelitiannya. Datang jauh-jauh, sendiri, tanpa sanak saudara di seputar lokasi 'tak jelas' yang dicarinya. MasyaAllah....
Terasa sungguh ada tamparan bertubi-tubi mendarat di wajah saya. Malu!! Dengan segala kemudahan (yg jauh lebih mudah dibandingkan Isa) untuk memproses topik, proposal, sampai perizinan untuk mengambil data, eh.. masih juga tak beranjak dari Bab itu. Belum lagi setiap teringat ibu dan bapak di rumah, gemuruh di dada semakin menjadi. Astaghfirullah...

Obrolan kami pun berlanjut. Kali ini kami sudah berada dalam bus trans Jogja, dengan 'nomor' yang sama. Isa masih melanjutkan kisah 'pengembaraannya'. Kali ini dia akan singgah di kediaman temannya di daerah Bantul, setelah sebelumnya 2 hari 2 malam ia menyusuri sebuah kabupaten di sebelah utara Magelang. Ya.. di kabupaten itulah ia temukan TKP yang ia 'buru' selama ini. "Besok aku mau balik ke Surabaya, terus pulang ke Sidoarjo", ceritanya . What?? Secepat itukah? Batin saya. "Hari ini harusnya aku pulang, soalnya pas 40 harinya abah. Ini udah ditelpon terus sama orang rumah, disuruh cepet pulang", sambungnya. Saya pun cuma manggut-manggut mendengar ceritanya sambil membatin, Subhanallah... orang ini sepertinya tak punya lelah. ckckckck...

Obrolan ringan masih terus mengalir. Tentang keluarganya, tentang keluhannya... Ya, dia sempat konsultasi dengan saya terkait kesehatannya (itung2 belajar praktik jadi perawat konsultan ^_^). Tidak terasa, sampailah kami di halte tempat saya transit untuk berganti ke bus lain yang akan mengantarkan saya ke lokasi tujuan. Dan kami pun harus berpisah di sini, karena Isa harus transit di halte berikutnya. Kami sempatkan untuk saling bertukar nomor HP sebelum saya melangkahkan kaki meninggalkan bus yang kami tumpangi. Hmm...

Selamat melanjutkan perjalanan, kawan baruku...
Pertemuan singkat yang sungguh menggoreskan kesan mendalam bagiku. Semoga demikian pula bagimu...

Malam ini, ada sms masuk dari nomor yang baru kemarin tersimpan di phonebook-ku. "Assalamu'alaykum... kaifa hal, ukhti? aku sekarang lagi otw ke Sby nih... ", isi pesan singkat dari Isa Maria, kawan baruku, saudari baruku, mahasiswi Hukum tingkat akhir di salah satu Universitas Islam Negeri di Surabaya.

Alhamdulillah, Allah mempertemukanku denganmu di saat yang 'pas'... Pas aku butuh 'cambuk' untuk mengobarkan lagi semangatku dalam menyelesaikan 'kado cinta untuk orang tua' itu. Malu aku jika sampai 'kalah' darimu... Kau mampu untuk menumbuhkan sekaligus mempertahankan gairah dalam diri, demi mencapai apa yang ingin kau capai.
Jika seorang Isa bisa, harusnya aku pun bisa.. demikian juga dengan Anda... Bukan begitu, kawan??

Bergeraklah...



NOBODY can go back to yesterday and start a new beginning,
but..
ANYONE can START TODAY and make a NEW ENDING
Rencana... rencana.. dan rencana...
Berulang kali aku merombak rencana-rencana yang telah tertuang dalam tulisan-tulisan penuh optimisme.

*hmm... ada aura kurang sedap yang terraba dari kalimat di atas!!

Ya!!! kenapa berulang kali merombak?
Nampaknya ada yang tidak beres dengan... rencana2 itu? atau pada si perencana?

Well, tak peduli mana yang tak beres... yang pasti ada satu kaidah yang perlu diingat, diresapkan, kemudian diamalkan... "Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum (seseorang), kecuali mereka merubahnya sendiri.."

Jadi, jangan pernah puas dengan kesuksesanmu menyusun rencana-rencana langitan, sebelum kau berhasil mengejawantahkan rencanamu dalam laku, merealisasikannya dalam capaian-capaian nyata, untuk kemudian menambahkan rencana-rencana luar biasa lainnya setelah kau beres dengan rencana-rencanamu terdahulu...

BERGERAKLAH!!!!

19 Desember 2010

Kepada Yth. Saudara Copet


Salam...


Semoga Anda senantiasa diberikan kesehatan oleh Yang Maha Kuasa. Baik itu kesehatan fisik, kesehatan hati, maupun kesehatan pikiran. Aamiin...


Melalui surat ini, kami bermaksud untuk me-MOHON MAAF, karena kami senantiasa mempersalahkan anda setiap kali ada barang berharga kami yang raib begitu saja (setelah melakukan suatu perjalanan). Terlepas dari itu memang sungguh-sungguh karena Anda, atau karena kecerobohan kami semata. Jadi, mohon dimaafkan ya...


Selanjutnya kami juga ingin menghaturkan TERIMA KASIH. Ya.. Terima kasih banyak karena Anda telah memberikan pelajaran berharga kepada kami, seperti :

  • Pelajaran untuk senantiasa berhati-hati dan waspada dimanapun berada.

  • Pelajaran untuk senantiasa bersahaja dalam memakai/ membawa apapun yang berharga. Memakai pakaian yang bersahaja; Tidak memakai/ memperlihatkan perhiasan secara berlebihan; Membiasakan untuk membawa uang secukupnya; Tidak 'memamerkan' barang berharga di depan khalayak. Yah, intinya... Yang sederhana saja, yang sewajarnya saja, dan secukupnya saja.

  • Pelajaran untuk lebih rajin bersedekah kepada yang lebih membutuhkan. Bisa jadi, keterlibatan anda merupakan salah satu skenario Yang Maha Kuasa untuk mengingatkan kami bahwa dalam harta yang kami punya, disitu ada hak-hak orang lain yang seharusnya disampaikan kepada yang berhak. Jadi, terima kasih ya.. sebab Anda telah membantu kami untuk mengurangi 'pemberat' itu.

  • Pelajaran untuk senantiasa menginsafi bahwa setiap yang menempel pada tubuh kita, setiap yang kita milik, sesungguhnyai merupakan 'titipan' maupun 'pinjaman' semata. Jadi, ketika Sang Pemilik berkehendak mengambil miliknya dari tangan kita, selayaknya tidak ada sedikitpun rasa berat dalam hati kita. Toh, jika Ia masih percaya bahwa kita mampu memegang amanah dari-Nya, pasti kita akan diberi 'titipan' lagi nantinya.. Juga ketika kita masih butuh 'pinjaman' dari-Nya, tak mungkin Ia tidak memberikan 'pinjaman' lagi kepada kita. Ia tahu yang kita mau, dan Ia pun tahu yang kita butuhkan. Bukan begitu??

Dan.. sekali lagi, izinkan saya haturkan banyak terima kasih kepada Anda... (Anda memang pengajar-handal-tanpa-gelar yang OKE punya...)


Baiklah, kami cukupkan saja surat spesial ini. Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan. Semoga Yang Maha Kuasa senantiasa membuka lebar-lebar pintu rezeki anda, melalui jalan yang Ia ridhoi tentunya...


Sekian, dan terima kasih atas perhatiannya.


Salam....




Hormat kami,

'murid' Anda

14 Desember 2010

dia cuma singgah sebentar...



satu-satu mulai mendarat,
berlomba-lomba menghujamkan cintanya pada bumi


senandung riang terdengar,
sayup-sayup,
kian mengeras,
lalu pelan berbisik,
terus begitu berganti-ganti...


kering pun membasah
panas pun menyejuk
kotor pun membersih
cantik...


tak jarang menuai cerca
sering pula memancing sungging penuh syukur
bahkan jadi apologi untuk lanjutkan dengkur...


satu lagi tanda cinta-Nya kembali hadir


tunggu,, biar kusapa dia...
"selamat datang hujan..."


..........


tak ada jawaban!
ah, ternyata dia cuma singgah sebentar...


- 14122010 -

13 Desember 2010

"Hai anakku, ....", kata Luqman

Luqman (Arab لقمان الحكيم, Luqman al-Hakim, Luqman Ahli Hikmah) adalah orang yang disebut dalam Al-Qur'an surah Luqman [32]:12-19 yang terkenal karena nasehat-nasehatnya kepada anaknya. Ibnu Katsir berpendapat bahwa nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun.[1] Sedangkan asal-usul Luqman, sebagian ulama berbeda pendapat. Ibnu Abbas menyatakan bahwa Luqman adalah seorang tukang kayu dari Habsyi. Riwayat lain menyebutkan ia bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah, dan ada yang berpendapat di berasal dari Sudan. Dan ada pula yang berpendapat Luqman adalah seorang hakim di zaman nabi Dawud.[2][sunting] Kisah Luqman al-Hakim

Dalam sebuah riwayat menceritakan, pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki seekor himar, manakala anaknya mengikut dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman itu, setengah orang pun berkata, "Lihat itu orang tua yang tidak bertimbang rasa, sedangkan anaknya dibiarkan berjalan kaki." Setelah mendengarkan desas-desus dari orang ramai maka Luqman pun turun dari himarnya itu lalu diletakkan anaknya di atas himar itu. Melihat yang demikian, maka orang di pasar itu berkata pula, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya sedap menaiki himar itu, sungguh kurang ajar anak itu."

Setelah mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian orang ramai pula berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, adalah sungguh menyiksakan himar itu." Oleh karena tidak suka mendengar percakapan orang, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu, kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dikenderai." Dalam perjalanan mereka kedua beranak itu pulang ke rumah, Luqman Hakim telah menasihatai anaknya tentang sikap manusia dan seloteh mereka, katanya,
"Sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."
Kemudian Luqman Hakim berpesan kepada anaknya, katanya : "Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya, lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang) dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya) dan lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."
Subhanallah....

berikut adalah nasihat-nasihat beliau yang lain :

===============================================
===============================================
25 Nasihat Luqman al-Hakim

01 – Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.

02 – Orang-orang yang senantiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insaf dan sadar setelah menerima nasihat orang lain, dia akan senantiasa menerima kemuliaan dari ALLAH juga.

03 – Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.

04 – Hai anakku; seandainya ibu-bapakmu marah kepadamu kerana kekhilafan yang dilakukanmu, maka marahnya ibu-bapakmu adalah bagaikan baja bagi tanam-tanaman.

05 – Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu bisa menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.

06 – Dan selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar-benar takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.

07 – Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya karena tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rusak akhlaknya akan senantiasa banyak melamunkan hal-hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mau mengerti.

08 – Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga yang jahat.

09 – Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.

10 – Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit saja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

11 – Hai anakku; bila engkau mempunyai dua pilihan, takziah orang mati atau hadir majelis perkawinan, pilihlah untuk menziarahi orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan menghadiri pesta perkawinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan duniawi saja.

12 – Janganlah engkau makan sampai kenyang yang berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih baik bila makanan itu diberikan kepada anjing saja.

13 – Hai anakku; janganlah engkau langsung menelan saja kerana manisnya barang dan janganlah langsung memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, karena manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan kesengsaraan.

14 – Makanlah makananmu bersama-sama dengan orang-orang yang takwa dan musyawarahlah dalam urusanmu dengan para alim ulama dengan cara meminta nasihat dari mereka.

15 – Hai anakku; bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah bagaikan orang yang mencari kayu bakar, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya, padahal ia masih mau menambahkannya.

16 – Hai anakku; bilamana engkau mau mencari kawan sejati, maka ujilah terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati hatilah.

17 – Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.

18 – Hai anakku; bila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia yang mengharapkan sesuatu darimu.

19 – Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain karena itu adalah sifat riya’ yang akan mendatangkan cela pada dirimu.

20 – Hai anakku; janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja karena engkau diciptakan ALLAH bukanlah untuk dunia sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang terpedaya dengan dunianya.

21 – Hai anakku; usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat bila berdiam diri. Kalau berbicara, usahakanlah agar bicaramu mendatangkan manfaat bagi orang lain.

22 – Hai anakku; janganlah engkau mudah tertawa kalau bukan karena sesuatu yang menggelikan, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, janganlah menyia-nyiakan hartamu.

23 – Barang siapa yang penyayang tentu akan disayangi, siapa yang pendiam akan selamat dari berkata yang mengandung racun, dan siapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan menyesal.

24 – Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yang alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.

25 – Hai anakku; ambillah harta dunia sekadar keperluanmu saja, dan nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekal akhiratmu. Jangan engkau tendang dunia ini ke keranjang atau bakul sampah karena nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya karena sesungguhnya yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka. Janganlah engkau berteman dengan orang yang bersifat dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.


===============================================
===============================================
**dari berbagai sumber **

09 Desember 2010

Tadzkiroh...

Kaifa haluki, Sholihat???
Sudah bersyukur hari ini??

Ingat, sholihat... semua yang ada padamu kini hanyalah TITIPAN yang cepat atau lambat akan diambil kembali oleh Si Empunya.

Bisa jadi ia hadir sebagai AMANAH yang harus kau jaga dengan baik, sebab kau akan dimintai pertanggung jawaban atasnya...

Bisa jadi ia hadir dalam bentuk UJIAN (kesulitan maupun kemudahan) yang harus kau ‘garap’ seoptimal mungkin, agar kau bisa lulus dan beranjak ke tingkat berikutnya...

Yakinlah bahwa setiap amanah maupun ujian yang kau jalani kini pasti 'kan mampu kau tuntaskan.
Bukankah janji Allah itu pasti? Ia tidak akan memberikan beban diatas kemampuan hamba-Nya. Dan Ia-pun menjanjikan adanya kemudahan setelah kesulitan yang menghadang.

Laa takhof walaa tahzan, innallaaha maa’anna...

Tetap jalani hidup dengan SENYUM, SABAR, dan SYUKUR...

Jadikan RIDHO dan KHUSNUDHON atas segala rencana Allah sebagai bekalmu menuai ridho dan barokah-Nya...

kemudian lihatlah, semua ‘kan indah pada waktunya...


Tempat-tempat Favorit Setan

Bismillaahirrohmaanirrohiim...

Tempat-tempat yang banyak ditemukan para syaitan diantaranya :

1. Tempat peristirahatan unta.

Dalam hadits Abdullah bin Mughaffal radiyallohu ‘anhu berkata, bersabda ..Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam:

صَلُّوا فِى مَرَابِضِ الْغَنَمِ وَلاَ تُصَلُّوا فِى أَعْطَانِ الإِبِلِ فَإِنَّهَا خُلِقَتْ مِنَ الشَّيَاطِينِ

” Shalatlah kalian di tempat peristirahatan (kandang) kambing dan janganlah kalian shalat di tempat peristirahatan (kandang) unta karena sesungguhnya unta itu diciptakan dari syaitan.” (HR. Ahmad (4/85), Ibnu Majah (769) dan Ibnu Hibban (5657) dan selainnya).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” (19/41) ketika menjelaskan tentang penyebab dilarangnya shalat di tempat peristirahatan unta. Yang benar bahwa penyebab (dilarangnya shalat) di kamar mandi, tempat peristirahatan unta dan yang semisalnya adalah karena itu adalah tempat-tempat para setan.

2. Tempat buang air besar dan kecil

Dalam hadits Zaid bin Arqam radiyallohu ‘anhu, dan selainnya yang diriwayatkan oleh Ahmad (4/373), Ibnu Majah (296), Ibnu Hibban ( 1406), Al Hakim (1/187) dan selainnya bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda :

إِنَّ هَذِهِ الْحُشُوشَ مُحْتَضَرَةٌ ، فَإِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ : اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

” Sesungguhnya tempat-tempat buang hajat ini dihadiri (oleh para setan, pen), maka jika salah seorang dari kalian hendak masuk kamar mandi (WC), ucapkanlah “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari setan laki-laki dan setan perempuan.

الْخُبُثِ adalah setan laki-laki dan الْخَبَائِثِ adalah setan perempuan. Demikian banyak orang yang terkena gangguan jin adalah di tempat-tempat buang hajat.

3. Lembah-lembah.

Sesungguhnya jin dan setan ditemukan di lembah-lembah dan tidak ditemukan di pegunungan. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam “Majmu Fatawa” (19/33) : “Lembah-lembah adalah tempatnya kaum jin karena sesungguhnya mereka lebih banyak ditemukan di lembah-lembah daripada di dataran tinggi.”

4. Tempat sampah dan kotoran.

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah dalam “Majmu Fatawa” (19/41) : “(Para Setan) ditemukan di tempat-tempat bernajis seperti kamar mandi dan WC, tempat sampah, kotoran serta pekuburan.”

5. Pekuburan.

Telah datang dari hadits Abu Said Al Khudri radiyallohu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda:

الأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلاَّ الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ

” Permukaan bumi itu semuanya masjid (bisa dijadikan tempat untuk shalat, pen) kecuali pekuburan dan kamar mandi.” (HR. Ahmad (3/83), Abu Daud (492), Tirmidzi (317), Ibnu Hibban (1699), Al Hakim (1/251) serta yang lainnya).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimahullah sebagaimana yang disebutkan di dalam “Majmu Fatawa” (19/41) ketika berbicara tentang tempat-tempat jin : “Pada pekuburan itu terdapat sarana menuju kesyirikan sebagaimana pekuburan juga menjadi tempat mangkalnya para syaitan Lihat ucapan beliau sebelumnya. Para syaitan menuntut orang yang hendak menjadi tukang sihir untuk selalu tinggal di pekuburan. Dan disanalah para syaitan turun mendatanginya dan tukang sihir itu bolak balik ke tempat ini. Para syaitan menuntutnya untuk memakan sebagian orang-orang mati.

6. Tempat yang telah rusak dan kosong.

Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam “Al Adab Al Mufrad” (579) dari Tsauban radiyallohu ‘anhu berkata : Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, berkata kepadaku :

لا تسكن الكفور فإِن ساكن الكفوركساكن القبور

” Janganlah kamu tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman karena tinggal di tempat yang jauh dari pemukiman itu seperti tinggal di kuburan.”

Hadits ini hasan. Berkata lebih dari satu ulama bahwa Al Kufuur adalah tempat yang jauh dari pemukiman manusia dan hampir tidak ada seorang pun yang lewat di situ. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah sebagaimana yang disebutkan dalam “Majmu Fatawa” (19/40-41) ketika berbicara tentang jin : “Oleh karena itu, (para syaitan) banyak ditemukan di tempat yang telah rusak dan kosong.”

7. Lautan.

Dalam hadits Jabir radiyallohu ‘anhu berkata : Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :

إن إبليس يضع عرشه على البحر ثم يبعث سراياه

” Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas lautan dalam riwayat lain di atar air dan kemudian dia pun mengutus pasukannya. (HR. Muslim: 2813).

Dan juga datang dari hadits Abu Musa radiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan yang lainnya dan hadits ini shahih. Sebagian ulama menyebutkan bahwa lautan yang dimaksud adalah samudera “Al Haadi” karena di sanalah tempat berkumpulnya semua benua.

8. Celah-celah di bukit.

Telah datang hadits Ibnu Sarjis radiyallohu ‘anhu dia berkata: bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam :

لايبلون أَحدكم في الجحر

” Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di lubang…”

Mereka berkata kepada Qatadah: “Apa yang menyebabkan dibencinya kencing di lubang?”, dia berkata : “Disebutkan bahwa itu adalah tempat tinggalnya jin”. Hadits ini dikeluarkan oleh Ahmad (5/82), Abu Daud (29), An Nasaai (34), Al Hakim (1/186) dan Al Baihaqi (1/99). Lebih dari satu ulama yang membenarkan bahwa Qatadah mendengar dari Abdullah bin Sarjis radiyallohu ‘anhu,. Lihat ktab “Jami’ At Tahshiil.”

Hadits ini dishahihkan oleh Al Walid Al Allamah Al Wadi’i dalam “Ash Shahih Al Musnad Mimma Laisa fii Ash Shahihain” (579).

9. Tempat-tempat kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan.

Para setan ditemukan di setiap tempat yang di dalamnya manusia melakukan kesyirikan, bid’ah dan kemaksiatan. Tidaklah dilakukan kebid’ahan dan penyembahan kepada selain Allah Subhaanahu wat’ala, kecuali syaitan memiliki andil yang cukup besar di dalamnya dan terhadap para pelakunya.

10. Rumah-rumah yang di dalamnya dilakukan kemaksiatan.

Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasalla, bersabda :

أن الملائكة لا تدخل بيتا فيه كلب ولا صورة

” Sesungguhnya malaikat tidak masuk ke dalam rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan gambar.” (HR. Al Bukhari: 3226 dan Muslim : 2106 dari hadits Abu Thalhah dan Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma dan datang pula dari para sahabat yang lain).

Jika malaikat tidak masuk ke dalam rumah, maka syaitanlah yang masuk adalah syaitan karena malaikat adalah tentara-tentara Allah Subhaanahu wata’ala yang diutus untuk menjaga kaum mukminin dan menolak kemudharatan dari mereka. Termasuk kebodohan adalah jika seorang muslim mengusir malaikat dari rumahnya yang menyebabkan masuknya jin dan setan ke dalamnya. Maka makmurkanlah rumah itu dengan dzikir kepada Allah Subhaanhu wata’ala, ibadah, dan membaca Al Qur’an. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam, bersabda :

لا تجعلوا بيوتكم مقابر إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة

“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai pekuburan karena sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan Surat Al Baqarah.” (HR. Muslim (780), Ahmad (2/337), Tirmidzi (2877) dan selainnya).

11.Pasar-pasar.

Telah datang dari Salman radiyallohu ‘anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim (2451) dan selainnya berkata :

لا تكونن إن استطعت أول من يدخل السوق ولا آخر من يخرج منها فإنها معركة الشيطان وبها ينصب رايته

” Janganlah engkau menjadi orang pertama yang masuk pasar jika engkau mampu dan jangan pula menjadi orang paling terakhir yang keluar darinya pasar karena pasar itu adalah tempat peperangan para syaitan dan disanalah ditancapkan benderanya.”

Ucapan ini memiliki hukum marfu (disandarkan kepada Rasululla Shallallohu ‘alaihi wasallam, pen). Yang dimaksud dengan ا لمعر كة dalam kata “ معركة الشيطان “ adalah tempat peperangan para syaitan dan mereka menjadikan pasar sebagai tempat perang tersebut karena dia mengalahkan mayoritas penghuninya disebabkan karena mereka lalai dari dzikrullah dan gemar melakukan kemaksiatan.

Dan ucapannya ” وبها ينصب رايته ” (dan dengannya dipasang benderanya), merupakan isyarat ditemukannya para syaitan untuk mengadu domba sesama manusia.

Oleh karena itu, pasar merupakan tempat yang dibenci oleh Alla Subhaanahu wata’ala. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda:

أ حب البلا د إلى الله مساجدها وأبغض البلا د إلى الله أ سواقها

” Tempat yang paling disukai oleh Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar.”

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim (671) dan selainnya dari hadits Abu Hurairah radiyallohu ‘anhu. Demikianlah para setan berkumpul di tempat-tempat yang di dalamnya gemar dilakukan perbuatan maksiat dan kemungkaran.

12. Jin dan para setan berkeliaran di jalan-jalan dan lorong-lorong.

Dalam hadits Riwayat Bukhari (3303) dan Muslim (2012) dari Jabir radiyallohu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wasallam bersabda :

إذا كان جنح الليل فكفوا صبيانكم فإن للجن انتشارا وخطفة وأطفئوا المصابيح عند الرقاد فإن الفويسقة ربما اجترت الفتيلة فأحرقت أهل البيت

” Jika telah datang malam, maka cegahlah anak-anak kalian untuk keluar karena sesungguhnya jin itu berkeliaran dan melakukan penculikan. Matikan lentera di saat tidur karena sesungguhnya binatang fasik (tikus, pen) itu kadang menarik sumbu lampu sehingga membakar penghuni rumah tersebut”.



Menjaga Rumah dari Gangguan Setan

Rumah adalah tempat berteduh bagi kita, tempat beristirahat dan tempat untuk mendapatkan kehangatan di tengah keluarga kita. Oleh karena itu, tentu kita sangat mendambakan rumah yang nyaman, aman, damai dan tenang. Beberapa orang mungkin menempuh cara-cara yang haram (kesyirikan) untuk mendapatkan hal tersebut, misalnya memasang tamimah (jimat), pergi ke dukun, dan lain-lain.

Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam memberikan resep yang mudah agar rumah kita senantiasa aman dari gangguan syaithan, yaitu dalam hadits berikut:

Dari Jabir bin ‘Abdillah bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Bila hari telah senja tahanlah anak-anakmu untuk tidak keluar rumah karena pada waktu itu banyak setan berkeliaran. Bila waktu telah berlalu, biarkanlah mereka, tutuplah pintu-pintu rumah, sebutlah nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu-pintu yang tertutup. Tutuplah tempat minum dan sebutlah nama Allah, tutuplah bejana-bejana kalian dan sebutlah nama Allah, walau dengan meletakkan sesuatu di atasnya, dan matikan lampu-lampu.” (Mutafaqqun’alaihi)

Banyak sekali faedah yang kita dapat dari hadits ini, selain kita melindungi rumah dan anak-anak kita dari gangguan setan, juga terkandung faedah dalam menjaga makanan dari kotoran dan najis yang berasal dari hewan-hewan yang kotor (seperti tikus dan kecoak) di malam hari, sehingga tidak menimbulkan penyakit. Dan dipadamkannya lampu di malam hari adalah untuk mencegah terjadinya kebakaran serta kalau jaman sekarang agar tidak boros dalam penggunaan listrik.

Semoga kita bisa istiqomah dalam mengamalkan hadits ini sehingga rumah dan keluarga kita dijauhkan dari gangguan syaithan. 

Wallahu a'lam.

Sumber :

- http://firarif.wordpress.com/2010/03/11/tempat-favorit-setan-bergentayangan/ (Ditulis oleh Syaikh Abu Nashr Muhammad bin Abdillah Al-Imam)

- http://muslimah.or.id/fikih/menjaga-rumah-dari-gangguan-setan.html


Awalnya dari Niat

Awalnya dari niat.
Kelak Allah akan menilainya dan memberikan barakah sesuai dengan niatmu. Kalau niatmu menikah karena ingin menjawab pertanyaan Rasulullah tentang apa yang menghalangi seorang mukmin untuk mempersunting istri, insya allah engkau akan mendapati anak-anak yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat laa ilaha illaLlah.

Jika engkau tidak tahu betul bagaimana mendidik anakmu, Allah yang akan mendidiknya. Allah yang akan memberikan ilmu melalui kekuasaanNya. Banyak cara Allah membaguskan hamba-hambaNya. Banyak cara Allah menjadikan seorang hamba terangkat tinggi karena niatnya melalui anak-anak yang mereka lahirkan. Padahal mata kita yang penuh teori, semula memandang proses perkembangan anak-anak itu sebagai kesalahan. Sungguh sangat sedikit ilmu yang dimiliki manusia.

Awalnya dari niat.
Maka atas dasar apakah engkau menikahi calon istrimu? Jika gadis yang engkau pinang itu cantik, apakah engkau menikahinya karena mengharap keindahan dan wajah mengesankan? Ataukah, karena khawatir kecantikannya dapat membuatmu terjerumus kepada maksiat, lalu engkau berusaha dengan sungguh sungguh untuk segera menikahinya demi menjaga kehormatan farjimu berdua.

Beda sekali antara keduanya. Yang pertama dapat mendatangkan kekecewaan setelah menikah. Pernikahan sangat sedikit barakahnya. Sedang yang kedua, insya Allah akan dipenuhi barakah dari Allah yang terus melimpah.

Ketika engkau melihat calon istrimu memiliki ilmu agama yang bagus, atas dasar apakah engkau memilihnya? Ketika engkau melihat calon istrimu berkecukupan, atas dasar apakah engkau meminangnya? Ketika engkau melihat calon istrimu berkekurangan, atas dasar apakah engkau memintanya kepada kedua orangtuanya.

Awalnya adalah niat.
Maka aku bertanya kepadamu wahai calon istriku, apakah yang menggerakkan hatimu untuk mempercayakan kesetiaanmu kepadaku? Aku bertanya padamu karena niat akan menetukan apa yang akan engkau dapatkan kelak setelah kita menikah, dan kelak setelah kita tiada. Ketika kita sama sama menjadi jenazah.
Niatmu akan mempengaruhi bagaimana engkau merasakan arti saat-saat berdekatan, keindahan saat bersama, keadaan hati saat menghadap masalah, sampai bagaimana engkau merasakan arti darah setetes ketika melahirkan, juga ketika harus bangun saat anakmu terbangun dari tidurnya.

Semua berawal dari niat. Niat ketika menerima pinangan, niat ketika memasuki jenjang pernikahan, niat ketika menghabiskan saat-saat berdua, dan niat ketika melakukan berbagai hal. Niat-niat itu bisa menambah barakah dan memperbaiki kesalahan niat sebelumnya, bisa mengurangi barakah dari apa yang sebelumnya telah engkau terima atau engkau berikan kepada suami.

Awalnya dari niat.
Aku mendengar, kata Umar bin Khaththab r.a, Rasulullah Saw bersabda, “ Sesungguhnya amal perbuatan itu dinilai hanya berdasarkan niatnya. dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh apa yang ia niatkan, barangsiapa hijrahnya karena Allah dan RasulNya, maka nilai hijrahnya adlah kepada Allah dan RasulNya. dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin diraihnya atau perempuan yang ingin dinikahinya maka nilai hijrahnya adalah apa yang menjadi tujuan hijrahnya." (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi dan An Nasa’i) [*]

Awalnya dari niat.
Niat yang baik dan jernih akan mendekatkan kepada barakah. Semakin baik niat kita, insya Allah semakin barakah rumah tangga kita, sekalipun kita tidak bisa menunaikan seluruh perkara yang kita niatkan dengan sebaik-baiknya. Bahkan kalau kita tidak bisa mengamalkan apa yang sudah kita niatkan dengan sungguh-sungguh, maka bagi kita apa yang kita niatkan. Allah menyempurnakan apa yang kita niatkan, sekalipun kita tidak bisa melaksanakan.

Tetapi beda sekali antara niat yang sungguh-sungguh dengan mengada-adakan niat. Semoga Allah menyelamatkan kita dari ghurur (terkelabui). Kita menyangka punya niat, padahal hanya angan-angan yang kemudian kita jelaskan dengan akal.

Adapun jika engkau telah berniat dengan niat yang baik, maka berbahagialah, sebab Rasulullah Saw, bersabda, “Niat orang mukmin lebih baik daripada perbuatannya. Sementara niat orang fasik lebih buruk daripada perbuatannya”

Maka marilah kita niatkan satu kebaikan didalam pernikahan. Niat mendidik anak dengan sebaik-baik pendidikan. Niat menetapkan satu sunnah hasanah dalam keluarga. Niat untuk melaksanakan perbuatan yang mendatangkan barakah bagi kita.

Satu niat saja yang sungguh-sungguh ingin kita kerjakan, insya Allah menjadi pintu barakah, kebaikan berlipat-lipat yang terus berkembang. Hanya Allah yang berhak menentukan kebaikan apa yang dikaruniakan kepada kita di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pemberi kebaikan. Maha Suci Allah dari segala keburukan yang diangan-angankan oleh akal yang keruh.

Hujan itu mensucikan bumi

Adakalanya niat kita menikah masih belum bersih, kemudian Allah memberikan kasih sayangNya. Allah memberikan berbagai keadaan sehingga kita mensucikan niat kita. Allah menurunkan peristiwa-peristiwa sehingga kita mengetahui kekotoran niat kita yang selama ini tersembunyi dari pengetahuan kita sendiri maupun orang lain.

Adakalanya niat seseorang sudah bersih, kemudian Allah menguji kesungguhan niatnya. Allah memberikan ujian, sehingga tampak apakah ia bersungguh-sungguh dengan niatnya. Sehingga tampak apakah ia tetap berpegang pada tali-Nya disaat menghadapi kesulitan. Sehingga semakin kokoh niatnya kalau ia tetap memegangi niatnya. Yang demikian ini insya Allah akan membuat niatnya lebih dekat kepada barakah dan tidak mudah meluntur oleh keadaan-keadaan sesudah menikah.
“Dan Allah berbuat demikian untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada didalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati” (Ali Imran : 154)
Sebagian orang ridha terhadap apa yang terjadi, sehingga Allah menambah kemulian dan barakahnya. Sebagian merasa kecewa kepada Allah. Sebagian lagi merasa kecewa, kemudian memperbaiki hati setelah menyadari kesalahan-kesalahannya.

Adakalanya Allah mensucikan bumi dengan menurunkan hujan. Dalam hujan ada kilat dan petir. Sebelum hujan ada mendung tebal yang mebuat gerah orang-orang dimuka bumi. Kita sering tidak bisa membedakan antara panasnya terik matahari dengan gerahnya awan tebal yang mengawali hujan penuh rahmat.

Pensucian niat bisa juga terjadi karena bertambahnya ilmu. Ketika seseorang memperoleh pengetahuan yang lebih baik mengenai agamanya, akhirnya ia mengenali kekeruhan-kekeruhan niat yang selama ini tidak diketahuinya.

Mudah mudahan Allah memperbaiki niat kita. Mudah-mudahan Allah melepaskan kita dari ghurur (terkelabui) atas perkara-perkara yang kita sangka niat kita, padahal hanya angan-angan yang kita jelaskan dengan akal saja.

Aku mengingatkan pada diriku sendiri dan orang -orang yang aku cintai, mintalah kepada Allah penjagaan niat dari kotoran-kotoran yang tidak engkau ketahui dan kebusukan yang tidak mampu engkau hilangkan sendiri saat ini. Semoga Allah mengampuniku (kita) dan memperbaiki niatku (kita).

Wallahu ‘alam bishawab.
Diambil dari tulisannya ustadz Faudzil Adzim
(reposted @ http://bintangbirulangit.wordpress.com/2010/09/02/awalnya-dari-niat/)
*****************************************************************
Sebuah tadzkiroh akan pentingnya meluruskan niat di setiap langkah (bukan hanya pada topik di atas saja ya...^^).
Semoga kita termasuk orang2 yang senantiasa mengawali setiap episode hidup kita dengan niat karena Allah semata, yang tak henti memperbarui niat kita selama 'perjalanan', juga memurnikan niat di akhir setiap 'kisah'. Aamiin...


[*] versi lengkapnya :
عَنْ أَمِيْرِ الْمُؤْمِنِيْنَ أَبِيْ حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى . فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ .
[رواه إماما المحدثين أبو عبد الله محمد بن إسماعيل بن إبراهيم بن المغيرة بن بردزبة البخاري وابو الحسين مسلم بن الحجاج بن مسلم القشيري النيسابوري في صحيحيهما اللذين هما أصح الكتب المصنفة]

Arti Hadits / ترجمة الحديث :

Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang)

14 Oktober 2010

Bangunan itu...



bagaimana bentuknya?

seluas apa ia?

setinggi apa ia?

sekokoh apa ia?

adakah ia makin megah?

atau malah makin reyot?


bicara tentangnya, tentu tak lepas dari bicara struktur, fungsi, desain, bahan baku, juga perabot di dalamnya..


ah,jadi ingin bertanya ulang...


dulu,,,

untuk tujuan apa ia dibuat?

bagaimana ia dibangun?

dengan bahan seperti apa ia dibangun?


lalu kini,,,

adakah kau jaga kekokohannya?

adakah kau jaga keindahannya?

atau jangan-jangan kaulah yang tanpa sadar berkontribusi merobohkannya tanpa sedikitpun ada niat untuk merenovasi?


meski selama ini senantiasa beraktivitas di dalamnya,,

dimana kesejukan, keteduhan, kehangatan, kenyamanan tak henti terkecap...

tak ada salahnya jika sesekali kita bertanya,

"bagaimana kabar bangunan itu, sekarang?"


adakah yang bersedia membagi jawab??


*******************************************************

ketika keresahan akan kondisi 'D' mengusik pikir...

10 Nasihat 'Ali bin Abi Thalib

  • Dosa terbesar adalah “Ketakutan”.
  • Rekreasi terbaik adalah “Bekerja”.
  • Musibah terbesar adalah “Keputusasaan”.
  • Keberanian terbesar adalah “Kesabaran”.
  • Guru terbaik adalah “Pengalaman”.
  • Misteri terbesar adalah “Kematian”.
  • Kehormatan terbesar adalah “Kesetiaan”.
  • Karunia terbesar adalah “Anak yang sholeh”.
  • Sumbangan terbesar adalah “Partisipasi”.
  • Modal terbesar adalah “Kemandirian”.

22 September 2010

Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anha

Bertandang ke masa putih-abu2 itu, membawaku membuka kembali kenangan ketika pertama kalinya mengenal tarbiyah Islamiyah. Yah, bersama sekelompok teman2 yang haus ilmu, berkumpullah kami dalam forum pekanan itu. Seiring berjalannya waktu, muncul keinginan untuk memiliki sebuah nama lain yang biasa kami sebut nama hijrah. Nama-nama yang dipilih biasanya cenderung kearab-arab-an yang juga merupakan nama-nama Ummul mu'minin & Sahabiyah. Tapi sesungguhnya dengan menyandang nama tersebut merupakan sebuah pengharapan sekaligus motivasi untuk terus berbenah hingga kita bisa meneladani si empunya nama itu. Singkat cerita, saya meminta salah seorang kawan (ikhwan) yang saat itu kami tahu memiliki kafaah keislaman yang lebih mumpuni daripada kami, secara beliau pernah 'nyantri' di PP As-Salam Solo semasa MTs dulu. Setelah sejenak berfikir, ia berkata, "Ummu Salamah, tik... iya.. Ummu Salamah cocok untukmu..". Jadilah kupakai nama itu... saat itu aku tak begitu tertarik untuk mencari tahu tentang Ummu Salamah secara mendetail. Yang kutahu, beliau adalah salah seorang istri Rasulullah. Belakangan, baru saya tahu bahwa beberapa karakter yang menonjol pada diri saya ternyata juga merupakan karakter yang melekat erat pada sosok Ummu Salamah. r.a. aah... jadi itu maksud kata "cocok" saat itu... Dan semoga, saya pun benar2 mampu melekatkan kebaikan-kebaikan Ummu Salamah dalam diri saya. amin
 

Well... mari kita simak sekelumit sirah/ kisah hidup Ummu Salamah r.a.
***********************************************************************************

Ummu Salamah adalah seorang Ummul-Mukminin yang berkepribadian kuat, cantik, dan menawan, serta memiliki semangat jihad dan kesabaran dalam menghadapi cobaan, lebih-lebih setelah berpisah dengan suami dan anak-anaknya. Berkat kematangan berpikir dan ketepatan dalam mengambil keputusan, dia mendaparkan kedudukan mulia di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.. Di dalam sirah Ummahatul Mukminin dijelaskan tentang banyaknya sikap mulia dan peristiwa penting darinya yang dapat diteladani kaum muslimin, baik sikapnya sebagai istri yang selalu menjaga kehormatan keluarga maupun sebagai pejuang di jalan Allah.

Nama sebenarnya Ummu Salamah adalah Hindun binti Suhail, dikenal dengan narna Ummu Salamah. Beliau dibesarkan di lingkungan bangsawan dari Suku Quraisy. Ayahnya bernama Suhail bin Mughirah bin Makhzurn. Di kalangan kaumnya, Suhail dikenal sebagai seorang dermawan sehingga dijuluki Dzadur-Rakib (penjamu para musafir) karena dia selalu menjamu setiap orang yang menyertainya dalam perjalanan. Dia adalah pemimpin kaumnya, terkaya, dan terbesar wibawanya. Ibu dari Ummu Salamah bernama Atikah binti Amir bin Rabi’ah bin Malik bin Jazimah bin Alqamah al-Kananiyah yang berasal dari Bani Faras.

Demikianlah, Hindun dibesarkan di dalam lingkungan bangsawan yang dihormati dan disegani. Kecantikannya meluluhkan setiap orang yang melihatnya dan kebaikan pribadinya telah tertanam sejak kecil.

B. Pernikahan dan Perjuangannya
Banyak pemuda Mekah yang ingin mempersunting Hindun, dan yang berhasil menikahinya adalah Abdullah bin Abdul Asad bin Hilal bin Abdullah bin Umar bin Makhzum, seorang penunggang kuda terkenal dari pahlawan-pahlawan suku Bani Quraisy yang gagah berani. Ibunya bernama Barrah binti Abdul-Muththalib bin Hasyim, bibi Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. Abdullah adalah saudara sesusuan Nabi dari Tsuwaibah, budak Abu Lahab. Mereka hidup bahagia, dan rumah tangga mereka diliputi kerukunan dan kesejahteraan.

Tidak lama setelah itu, dakwah Islam menarik hati mereka sehingga mereka memeluk Islam dan menjadi orang-oramg pertama yang masuk Islam. Begitu pula dengan Hindun, dia tergolong orang-orang yang pertama masuk Islam, dan bersama suaminya memulai perjuangan dalam hidup mereka.

Orang-orang Quraisy selalu mengganggu dan menyiksa kaum muslimin agar mereka meninggalkan agama Islam dan kembali ke agama nenek moyang mereka. Melihat kondisi seperti itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengizinkan mereka untuk hijrah ke Habasyah, sehingga mereka disebut sebagai kaum muhajirin yang pertama. Mereka menetap di Habasyah, dan di sana Hindun melahirkan anak-anaknya: Zainab, Salamah, Umar, dan Durrah.

Setelah beberapa lama, mereka berniat kembali ke Mekah, terutama setelah mendengar keislaman dua tokoh penting Quraisy, Umar bin Khaththab dan Hamzah bin Abdul-Muththalib. Akan tetapi, ternyata penyiksaan masih terus berlangsung, bahkan bertambah dahsyat. Untuk menjaga kehormatan diri dan keluarganya, Abu Salamah meminta perlindungan dari Abu Thalib (paman Nabi) dari siksaan kaumnya, yaitu Bani Makhzum, dan Abu Thalib menyatakan perlindungannya.

C. Cobaan Datang
Karena orang-orang Quraisy masih saja menyiksa kaum muslimin, akhirnya Allah membuka hati penduduk Madinah untuk menerima Islam. Kemudian Rasulullah mengizinkan kaum muslimin untuk hijrah ke sana, baik secara kelompok maupun perseorangan. Abu Salamah, istri, dan anaknya (Salamah) hijrah ke sana. Di tengah perjalanan mereka dihadang oleh kaum Bani Makhzum (kaumnya Ummu Salamah) yang kemudian merampas serta menyandera Ummu Salamah. Keluarga Abu Salamah (Bani Asad) ikut campur tangan dan mereka menolak menyerahkan Salamah, bahkan si anak dirampas dan dijauhkan dari ibunya. Sedangkan Bani Makhzum menculik Ummu Salamah dan dipenjara. Adapun Abu Salamah dibiarkan ke Yatsrib dengan hati penuh kesedihan karena harus berpisah dengan istri dan anaknya.

Keadaan demikian berjalan kurang lebih setahun lamanya. Ummu Salamah terus-menerus menangis karena kecewa atas perbuatan kaumnya, sehingga akhirnya ada seorang laki-laki dari kaumnya yang merasa iba dan membiarkan Ummu Salamah menyusul suaminya di Madinah. Adapun Bani Asad menyerahkan kembali putranya, Salamah, kepadanya. Akan tetapi, banyak rintangan yang harus dia hadapi, dan berkat keimanan dan keinginan yang kuat, dia mampu mengatasi semua itu dan tiba di Madinah.

D. Pesan Abu Salamah untuk Istrinya
Dalam membela Islam, peran Abu Salamah sangat besar. Dia dikenal berani dalam berperang. Rasulullah menghargainya dengan mengangkatnya sebagai wakil Rasulullah di Madinah ketika beliau pergi memimpin pasukan dalam perang Dzil Asyirah pada tahun kedua hijriah. Abu Salamah ikut dalam Perang Badar dan Uhud. Ketika dalam perang Uhud, Abu Salamah mengalami luka yang cukup parah dan nyaris meninggal, namun beberapa saat kemudian dia sembuh.

Setelah Perang Uhud, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mencrima berita bahwa Bani Asad hendak menyerang kaum muslimin di Madinah. Sebelum mereka menyerang, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berinisiatif mendahului mereka. Dalam misi ini, beliau menunjuk Abu Salamah untuk memimpin pasukan yang berjumlah seratus lima puluh orang dan di dalamnya terdapat Saad bin Abi Waqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, Amir bin Jarrah, dan yang lainnya. Pasukan diarahkan ke Bukit Quthn, tempat mata air Bani Asad. Kemenangan gemilang diraih oleh pasukan Abu Salamah, dan mereka kembali ke Madinah dengan membawa banyak harta rampasan perang. Di Madinah, luka-luka Abu Salamah karnbuh sehingga dia harus beristirahat beberapa waktu. Ketika sakit, Rasulullah selalu menjenguk dan mendoakannya.

Ummu Salamah selalu mendampingi suaminya yang sedang dalam keadaan sakit sehingga dia merawat dan menjaganya siang dan malam. Suatu hari, demam Abu Salamah menghebat, kemudian Ummu Salamah berkata kepada suaminya, “Aku mendapat benita bahwa seorang perempuan yang ditinggal mati suaminya, kemudian suaminya masuk surga, istrinya pun akan masuk surga, jika setelah itu istrinya tidak menikah lagi, dan Allah akan mengumpulkan mereka nanti di surga. Demikian pula jika si istri yang meninggal, dan suaminya tidak menikah lagi sepeninggalnya. Untuk itu, mari kita berjanji bahwa engkau tidak akan menikah lagi sepeninggalku, dan aku berjanji untukmu untuk tidak menikah lagi sepeninggalmu.” Abu Salamah berkata, “Maukah engkau menaati perintahku?” Dia menjawab, “Adapun saya bermusyawarah hanya untuk taat.” Abu Salamah berkata, “Seandainya aku mati, maka menikahlah.” Lalu dia berdoa kepada Allah ”Ya Allah, kurniakanlah kepada Ummu Salamah sesudahku seseorang yang lebih baik dariku, yang tidak akan menyengsarakan dan menyakitinya.”

Pada detik-detik akhir hidupnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. selalu berada di samping Abu Salamah dan senantiasa memohon kesembuhannya kepada Allah. Akan tetapi, Allah berkehendak lain. Beberapa saat kemudian maut datang menjemput. Rasulullah menutupkan kedua mata Abu Salamah dengan tangannya yang mulia dan bertakbir sembilan kali. Di antara yang hadir ada yang berkata, “Ya Rasulullah, apakah engkau sedang dalam keadaan lupa?” Beliau menjawab, “Aku sama sekali tidak dalam keadaan lupa, sekalipun bertakbir untuknya seribu kali, dia berhak atas takbir itu.” Kemudian beliau menoleh kepada Ummu Salamah dan bersabda, “Barang siapa yang ditimpa suatu musibah, maka ucapkanlah sebagaimana yang telah dperintahkan oleh Allah, ‘Sesungguhnya kita milik Allah, dan kepada-Nyalah kita akan dikembalikan. Ya Allah, karuniakanlah bagiku dalam musibahku dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya, maka Allah akan melaksanakannya untuknya.”

Setelah itu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. berdo’a: “Ya Allah, berilah ketabahan atas kesedihannya, hiburlah dia dari musibah yang menimpanya, dan berilah pengganti yang lebih baik untuknya.”

Abu Salamah wafat setelah berjuang menegakkan Islam, dan dia telah memperoleh kedudukan yang mulia di sisi Rasulullah. Sepeninggal Abu Salamah, Ummu Salarnah diliputi rasa sedih. Dia menjadi janda dan ibu bagi anak-anak yatim.
Setelah wafatnya Abu Salarnah, para pemuka dari kalangan sahabat bersegera meminang Ummu Salamah. Hal ini mereka lakukan sebagai tanda penghormatan terhadapat suaminya dan untuk. melindungi diri Ummu Salamah. Maka Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab meminangnya, tetapi Ummu Salamah menolaknya.

Pada saat dirundung kesedihan atas suami yang benar-benar dicintainya serta belum mendapatkan orang yang lebih baik darinya, ia didatangi oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan maksud menghiburnya dan meringankan apa yang dialaminya. Rasulullah berkata kepadanya, “Mintalah kepada Allah agar Dia memberimu pahala pada musibahmu serta menggantikan untukmu (suami) yang lebih baik.” Ummu Salamah bertanya, “Siapa yang lebih baik dan Abu Salamah, wahai Rasulullah?”

E. Di Rumah Rasulullah.
Rasulullah mulai memikirkan perkara Ummu Salamah, seorang mukminah mujahidah yang memiliki kesabaran, dan Ummu Salamah pun telah menolak lamaran dua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar. Rasulullah pun berpikir dengan penuh pertimbangan dan kasih sayang untuk tidak membiarkannya larut dalam kesedihan dan kesendirian.

Dalam keadaan seperti itu Rasulullah mengutus Hathib bin Abi Balta’ah menemui Ummu Salarnah dengan maksud meminangnya untuk beliau. Maka oleh Ummu Salamah diterimanya pinangan tersebut. Bagaimana mungkin baginya untuk tidak menerima pinangan dari orang yang lebih baik dari Abu Salamah, bahkan lebih baik dan semua orang di dunia.

Dengan perkawinan tersebut maka Ummu Salamah termasuk kalangan Ummahatul- Mukminin, dan oleh Rasulullah ia ditempatkan di kamar Zainab binti Khuzaimah yang digelari Ummul-Masakiin (ibu bagi orang-orang miskin) sampai Ummu Salamah meninggal dunia.

Hal itu diceritakan oleh Ummu Salamah kepada kami. Ia berkata, “Aku dipersunting oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., lalu aku dipindahkan dan ditempatkan di rumah Zainab (ummul- masakiin).”
Beberapa keistimewaan yang dimiliki Ummu Salamah adalah ketajaman logika, kematangan berpikir, dan keputusan yang benar atas banyak perkara. Karena itu, ia memiliki kedudukan yang agung di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., seperti interaksinya dengan para Ummahatul-Mukminin yang merupakan interaksi yang diliputi rasa kasih sayang dan kelemahlembutan.

F. Kedudukannya yang Agung
Di antara perkara yang menunjukkan kedudukannya yang tinggi di sisi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam adalah apa yang diceritakan Urwah bin Zubair “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh Ummu Salamah melaksanakan shalat shubuh di Mekah pada hari penyembelihan (qurban) — padahal saat itu merupakan hari (giliran)nya. Oleh sebab itu, Rasulullah merasa senang atas kesetujuannya.”

Begitu juga hadits Ummi Kulsum binti Uqbah yang dimasukkan oleh Ibnu Sa’ad dalam (kitab) Thabaqat-nya. Ummi Kultsum berkata, “Tatkala Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. menikahi Ummu Salamah, belau berkata kepadanya, ‘Sesungguhnya aku menghadiahkan untuk Raja Najasyi sejumlah bejana berisikan minyak wangi dan selimut. Akan tetapi, aku bermimpi bahwa Raja Najasyi itu telah meninggal dunia, kemudian hadiah yang kuberikan kepadanya dikembalikan kepadaku. Karena dikembalikan kepadaku, maka barang tersebut menjadi milikkü.”

Sebagaimana yang dikatakan Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., Raja Najasyi meninggal dunia, dan hadiah tersebut dikembalikan kepadanya. Lalu beliau memberikan kepada setiap istrinya masing-masing satu uqiyah (1/2 liter Mesir) dan beliau memberi (sisa) keseluruhannya serta selimut kepada Ummu Salamah.

Setelah Ummu Salamah menjadi istrinya, Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam. memasukkannya dalam kalangan ahlul-bait. Di antara riwayat tentang masalah tersebut adalah bahwasanya pernah pada suatu hari Rasulullah berada di sisi Ummu Salamah, dan anak perempuan Ummu Salamah ada di sana. Rasulullah kemudian didatangi anak perempuannya, Fathimah azZahra, disertai kedua anaknya, Hasan dan Husain r.a., lalu Rasullah memeluk Fathimah dan berkata, “Semoga rahmat Allah dan berkah-Nya tercurah pada kalian wahai ahlul-bait. Sesungguhnya Dia Maha Terpuji (lagi) Maha Mulia.”

Lalu menangislah Ummu Salamah. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menanyakan tentang penyebab tangisnya itu. Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, engkau mengistimewakan mereka sedangkan aku dan anak perempuanku engkau tinggalkan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya engkau dan anak perempuanmu termasuk keluargaku.”

Anak perempuan Ummu Salamah, Zainab, tumbuh dalam peliharaan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. ia termasuk di antara wanita yang memiliki ilmu yang luas pada masanya.

Sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mempersunting Ummu Salamah, wahyu pernah turun kepada Rasulullah di kamar Aisyah, yang dengan hal itu Aisyah membanggakannya pada istri-stri beliau yang lain. Maka setelah Rasulullah menikahi Ummu Salamah, wahyu turun kepadanya ketika beliau berada di kamar Ummu Salamah.

G. Beberapa Sikap Cemerlang pada Masa Hidup Ummu Salamah.
Di antara sikap agungnya adalah apa yang ditunjukkannya pada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. pada hari (perjanjian) Hudaibiyah. Pada waktu itu ia menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dalam perjalanannya menuju Mekah dengan tujuan menunaikan umrah, tetapi orang-orang musyrik mencegah mereka untuk memasuki Mekah, dan terjadilah Perjanjian Hudaibiyah antara kedua belah pihak.

Akan tetapi, sebagian besar kaum muslimin merasa dikhianati dan merasa bahwa orang-orang musyrik menyianyiakan sejumlah hak-hak kaum muslimin. Di antara mayonitas yang menaruh dendam itu adalah Umar bin al-Khaththab, yang berkata kepada Rasulullah dalam percakapannya dengan beliau, “Atas perkara apa kita serahkan nyawa di dalam agama kita?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menjawab, “Saya adalah hamba Allah dan rasul-Nya. Aku tidak akan menyalahi perintah-Nya, dan Dia tidak akan menyianyiakanku.”

Akan tetapi, tanda-tanda bahaya semakin memuncak setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. menyuruh kaum muslimin melaksanakan penyembelihan hewan qurban kemudian bercukur, tetapi tidak seorang pun dari mereka melaksanakannya. Beliau mengulang seruannya tiga kali tanpa ada sambutan.

Beliau menemui istrinya, Ummu Salamah, dan menceritakan kepadanya tentang sikap kaum muslimin. Ummu Salamah berkata, “Wahai Nabi Allah, apakah engkau menginginkan perintah Allah ini dilaksanakan oleh kaum muslimin? Keluarlah engkau, kemudian janganlah mengajak bicara sepatah kata seorang pun dari mereka sampai engkau menyembelih qurbanmu serta memanggil tukang cukur yang mencukurmu.”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. kagum atas pendapatnya dan bangkit mengerjakan sebagaimana yang diusulkan Ummu Salamah. Tatkala kaum muslimin melihat Rasulullah mengerjakan hal itu tanpa berkata kepada mereka, mereka bangkit dan menyembelih serta sebagian dari mereka mulai mencukur kepala sebagian yang lain tanpa ada perasaan keluh kesah dan penyesalan atas tindakan Rasulullah yang mendahului mereka.

Ummu Salamah telah menyertai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. di banyak peperangan, yaitu peperangan Khaibar, Pembebasan Mekah, pengepungan Tha’if, peperangan Hawazin, Tsaqif kemudian ikut bersama beliau di Haji Wada’.
Kita tidak melupakan sikapnya terhadap Umar bin al-Khaththab, tatkala Urnar datang kepadanya dan mengajak bicara tentang perkara keperluan Ummahatul-Mukminin kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta kekasaran mereka terhadap Rasulullah. Maka ia berkata, “Engkau ini aneh, wahai anak al-Khaththab. Engkau telah ikut campur di setiap perkara sehingga ingin mencampuri urusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. beserta istri-istrinya?”

Setelah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. meninggal dunia ia senantiasa mengenang beliau dan sangat berduka cita atas kewafatannya. Beliau senantiasa banyak melakukan puasa dan beribadah, tidak kikir pada ilmu, serta meriwayatkan hadits yang berasal dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.

Telah diriwayatkannya sekian banyak hadits shahih yang bersumber dari Rasulullah dan suaminya, Abu Salamah, serta dari Fathimah az-Zahraa Sedangkan orang yang meriwayatkan darinya banyak sekali, di antara mereka adalah anak-anaknya dan para pemuka dan sahabat serta ahli hadits.

Di antara beberapa sikapnya yang nyata adalah pada hari pembebasan kota Mekah. Waktu itu Nabi keluar dari Madinah bersarna bala tentaranya dengan kehebatan dan jumlah yang belum pernah disaksikan oleh bangsa Arab, sehingga orang-orang musyrik Quraisy merasa takut, dan mereka keluar dari rumah dengan rnaksud menemui Rasulullah untuk bertobat dan menyatakan keislaman mereka.

Termasuk dari mereka, Abu Sufyan bin al-Harts bin Abdul-Muththalib (anak paman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.) dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah (anak bibi [dari ayah] Rasulullah, saudara Ummu Salamah sebapak). Ketika mereka berdua meminta izin masuk menemui Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam., beliau enggan memberi izin masuk bagi keduanya disebabkan penyiksaan mereka yang keras terhadap kaurn muslimin menjelang beliau hijrah dari Mekah.

Maka berkatalah Ummu Salamah kepada Rasulullah dengan perasaan iba terhadap keluarganya sendiri dan juga keluarga Rasulullah, “Wahai Rasulullah, mereka berdua adalah anak parnanmu dan anak bibirnu (dan ayah) serta iparmu.” Rasulullah menjawab, “Tidak ada keperluan bagiku dengan mereka berdua. Adapun anak parnanku, aku telah diperlakukan olehnya dengan tidak baik. Adapun anak bibiku (dari ayah) serta iparku telah berkata di Mekah dengan apa yang ia katakan.”

Pernyataan itu telah sampai kepada Abu Sufyan, anak paman Rasulullah. Maka ia berkata, “Demi Allah, ia harus mengizinkanku atau aku mengambil anak ini dengan kedua tanganku -pada saat itu ia bersama anaknya, Ja’far- kemudian karni harus berkelana di dunia sehingga mati kehausan dan kelaparan.”

Lalu Ummu Salamah memberitahukan perkataan Abu Sufyan tersebut kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dengan kembali memohon rasa belas kasih. Akhirnya hati beliau menjadi luluh, lalu mengizinkan keduanya masuk. Maka masuklah keduanya dan menyatakan keislaman serta bertobat di hadapan Rasulullah.

H. Sikapnya terhadap Fitnah
Ummu Salamah selalu berada di rumahnya, senantiasa ikhlas beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan menjaga Sunnah suaminya tercinta pada masa (khilafah) Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab..
Pada masa khilafah Utsman bin Affan ia melihat kegoncangan situasi serta perpecahan kaum muslimin di seputar khalifah. Bahaya fitnah sernakin memuncak di langit kaum muslirnin. Maka ia pergi menernui Utsman dan menasihatinya supaya tetap berpegang teguh pada petunjuk Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. serta petunjuk Abu Bakar dan Umar bin al-Khaththab, tidak menyimpang dan petunjuk tersebut selama-lamanya.

Apa yang dikhawatirkan Ummu Salamah terjadi juga, yaitu peristiwa terbunuhnya Utsman yang saat itu tengah membaca Al-Qur’an dan angin fitnah tengah bertiup kencang terhadap kaurn muslimin. Pada saat itu Aisyah telah membulatkan tekad untuk keluar menuju Bashrah disertai Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin al-’Awwam dengan tujuan mernobilisasi massa untuk melawan Ali bin Abi Thalib. Maka Ummu Salamah mengirim surat yang memiliki sastra indah kepada Aisyah.

“Dari Ummu Salamah, Istri Nabi Shallallahu Alaihi Wassalam., untuk Aisyah Ummul-Mu’ minin.
Sesungguhnya aku memuji Allah yang tidak ada ilah (Tuhan) melainkan Dia. Amma ba’du.
Engkau sungguh telah merobek pembatas antara Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. dan umatnya yang merupakan hijab yang telah ditetapkan keharamannya.
Sungguh Al-Qur’an telah memberimu kemuliaan, maka jangan engkau lepaskan. Dan Allah telah menahan suaramu, maka janganlah engkau niengeluarkannya Serta Allah telah tegaskan bagi umat ini seandainya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. mengetahui bahwa kaum wanita memiliki kewajiban jihad (berperang) niscaya beliau berpesan kepadamu untuk menjaganya.
Tidakkah engkau tahu bahwasanya beliau melarangmu melampaui batas dalam agama, karena sesungguhnya tiang agama tidak bisa kokoh dengan campur tangan wanita apabila tiang itu telah miring, dan tidak bisa diperbaiki oleh wanita apabila telah hancur. Jihad wanita adalah tunduk kepada segala ketentuan, mengasuh anak, dan mencurahkan kasih sayangnya.”
Ummu Salamah berada di pihak Ali bin Abi Thalib karena beliau menggikuti kesepakatan kaum muslimin atas terpilihnya beliau sebagai khalifah mereka. Karena itu, Ummu Salamah mengirim/mengutus anaknya, Umar, untuk ikut berperang dalan barisan Ali .

I. Saat Wafatnya
Pada tahun ke-59 hijriah, usia Ummu Salamah telah mencapai 84 tahun. Usia tua dan pikun merambah di pertambahan umurnya. Allah ta’ala mengangkat rohnya yang suci naik ke atas menuju hadirat-Nya. Ia meninggal dunia setelah hidup dengan aktivitas yang dipenuhi oleh pengorbanan, jihad, dan kesabaran di jalan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasul-Nya. Beliau dishalatkan oleh Abu Hurairah r.a. dan dikuburkan di al-Baqi’ di samping kuburan Ummahatul-Mukminin lainnya.

Semoga rahmat Allah senantiasa menyertai Sayyidah Ummu Salamah. dan semoga Allah memberinya tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Sumber: Buku Dzaujatur-Rasulullah , Karya Amru Yusuf, Penerbit Darus-Sa’abu, Riyadh