19 Januari 2011

Antara Sleman dan Magelang...

Bismillah...

Kegiatan rutin saya setiap akhir pekan adalah kembali ke kampung halaman. Maklum, perantau dari daerah sebelah.. Kalo nggak pulang malah kesannya rada gimanaa gitu. Lagipula, 1 or 1,5 jam perjalanan juga sampe koq..

Seperti biasa, transJogja disambung bus jurusan Yogya-Semarang senantiasa menjadi tumpangan saya. Bus ekonomi nan nyaman.. terbukti dari banyaknya (baca: berjejal) penumpang dengan berbagai macam profesi, beragam bawaan, serta beraneka aroma. Benar2 Indonesia.. ^_^

Seperti biasa pula, saya selalu membawa bekal seperti buku, majalah, atau earphone (utk ditencepin ke HP) tak lain untuk teman perjalanan saya. Kadang memang jumpa 'teman' yang bisa diajak ngobrol sepanjang perjalanan. Namun, menurut pengamatan saya setiap perjalanan sore sangat jarang saya dapati orang2 yang suka ngobrol. Hmm.. mungkin mereka sudah lelah, atau pikirannya sudah tidak lagi di bus tapi sudah melayang ke rumah.

Sore itu (16/1) saya agak was-was, adakah perjalanan pulang saya akan lancar atau sedikit melambat? Khawatir kalau harus putar jalur akibat Kali Putih meluap lagi, mengingat hujan setia mengguyur Jogja dan kawasan merapi hampir sepanjang hari. Tapi Alhamdulillah, bus saya cuma harus memperlambat jalannya saja ketika melintas di jalanan Jumoyo.

Dalam perjalanan sore itu, ada tiga hal yang menarik perhatian saya, yaitu :
1. buku bacaan yang saya bawa
2. seorang ibu yang menggendong anaknya
3. langit di ufuk barat

Tentang buku bacaan saya, ya.. buku ringan sebenarnya. Ringan massanya, ringan bahasanya, ringan pula bahasannya. Tapi yang membuat saya tertarik adalah saking ringan & saking biasanya yang dibahas, jadi mengingatkan saya akan banyak hal yang -bisa jadi- selama ini kurang terperhatikan. Buku setebal 228 halaman terbitan "Anomali" ini berisi sindiran-sindiran buat pembacanya. Saya cuma bisa senyum-senyum, menelan ludah, sambil terus melahap lembar demi lembarnya. Penasaran? silakan aja kalo mau baca juga.. Judulnya "Jangan Sadarin Jilbaber". 

Bagi yang belum baca, boleh cari di toko buku terdekat/ agennya, atau pinjang ke yang punya tuh buku. Nah, bagi yang udah pernah baca, semoga ndak capek baca lagi..
Bukankah yang namanya nasihat itu terus dibutuhkan? 
Bukankah yang namanya pengingat itu juga tak mungkin tak dibutuhkan? 
Manusia 'kan tempatnya lupa... So..^_^

Then... Tentang seorang Ibu dengan anaknya. Di sela-sela asyiknya membaca, fokus saya terpecah oleh pembicaraan seorang ibu dan kondektur bus yang nampaknya agak sedikit 'panas'.
Secara kasat mata, ibu tersebut seperti para ibu pada umumnya. Kalo secara tak kasat mata, ya saya ndak tahu lah.. Tapi intinya, beliau mengingatkan saya pada karakter khas seorang ibu, memberikan yang terbaik untuk buah hatinya
Beliau memilih untuk berdiri meskipun ada beberapa bangku kosong di sekeliling tempat beliau berpijak.  Putri kecil dalam gendongannya selalu menangis setiap kali ibunya menempelkan pantatnya ke kursi. Alhasil, beliau terus berdiri sepanjang jalan Jogja-Magelang. Beberapa kali beliau harus merubah posisi berdirinya, sebab ada orang yang hendak lewat. Berulang kali pula beliau harus menelan pahitnya cacian dari pak kondektur, sebab 'tak mau diatur' (baca: tak mau disuruh duduk). 

Yang membuat saya gemas di sini adalah, kenapa ibu itu tidak mengatakan dengan jelas bahwa anaknya tidak mau diajak duduk. Setiap kali diminta duduk (dari nada halus hingga kasar) oleh pak kondektur yg terus mondar-mandir, beliau cuma menjawab "wong mboten purun kok" (artinya kira2: "tidak mau kok"), tanpa memperjelas siapa yang sebenarnya tidak mau.. dia atau anaknya. Itu beliau lakukan berkali-kali. Jadilah pak kondektur ngedumel sepanjang jalan, yang tentu saja omelannya dialamatkan kepada si ibu tadi.

Aah... ibu itu... 
Saya berpikir, kalimat itu memang sengaja dipilih oleh ibu itu atau asal menjawab saja ya?
Maksud saya begini.. Jika beliau memang asal menjawab, ya mungkin memang  mau sekenanya saja mencari kata. Biar cepat terjawab, begitu...
Tapi, kalau sengaja memilih kalimat tersebut tanpa menunjuk bahwa anaknya-lah yang tidak mau diajak duduk, saya cuma bisa berucap Subhanallah... Jika demikian, berarti 'kan beliau tidak ingin anaknya 'dipersalahkan' atas kondisi ini. Cara kasarnya, biarlah segala kesalahan ditanggung ibu. hmmm....

Selanjutnya, tentang langit di ufuk barat...
Belum lama lepas dari daerah Salam yang memaksa -hampir semua- kendaraan untuk jalan merayap, langit yang memayungi bus saya mulai gelap. Senja menjelang.. Petang segera datang.. Pencahayaan di bus-pun kian berkurang.. Aktivitas membaca terpaksa saya hentikan, tak ingin rabun ini bertambah.. >.<"
Sedikit stretching, lalu tengak-tengok ke kanan dan ke kiri... Siapa tahu ada yang menarik..
Benar saja, saat menoleh ke kiri, memandang keluar jendela... Subhanallah... jauh di ufuk barat sana, langitnya cantiiiik sekali. Kombinasi warnanya itu... mulai dari warna hitam gelap (awan plus karena malam tiba), lalu biru gelap pula (biru dongker, kata orang), disambung biru langit (warnanya lebih muda dari sebelumnya), makin ke barat langitnya berwarna putih terang, dan di batas cakrawala ada warna orange menyala. Silakan bayangnya keindahannya... hehe.. 
Jarang saya jumpai lukisan langit seperti senja itu. Biasanya 'kan warnanya 'belang-belang', jadi biru-putih-orange-nya campur-campur begitu, bukan bergradasi yg bertingkat-tingkat seperti yang saya ceritakan. Sayang,, saya tidak sempat mengabadikan keindahan langit ufuk barat sore itu, saking asyiknya memandangi 'mereka'...
Berharap jumpa lembayung senja dengan komposisi serupa di lain hari.. Aamiin..



Sekian catatan perjalanan (yang tertunda) kali ini.. ^__^
Semoga kita tak lelah menjadi pemulung (pemungut ulung) setiap hikmah yang terserak di sepanjang jalan yang kita lalui. Mari lebih membuka mata, telinga, dan hati untuk terus mengisi 'teko diri', biar lebih banyak yang bisa kita 'tuang', lebih banyak yang bisa kita bagi..

13 Januari 2011

Manik-manik Ukhuwah


Bismillah..

Beberapa hari terakhir ini, saya punya mainan baru.. (walau sebenarnya sudah ada sejak lama ^^)
apa itu??
dia adalah.... Merangkai manik-manik.. ^^

Yups, dengan modal manik-manik beraneka bentuk, rupa, dan warna, plus kawat, gunting, peniti, hakpen & beberapa alat bantu lainnya, jadilah berbagai macam aksesoris cantik dan unik.
Memang sih.. di toko pun ada yang menjual aksesoris2 tersebut. Tapi tentu beda rasanya, ketika kita berhasil membuatnya sendiri sesuai keinginan kita..^^

Di tengah asyiknya merangkai-rangkai, tiba-tiba terbesit di pikiran saya...

Bahwa -dalam beberapa hal- manusia itu ibarat manik-manik. Masing-masing punya sisi unik & cantiknya sendiri-sendiri. Namun jika ia cuma seorang diri, pancaran cantiknya tak seberapa. Begitupun nilai kemanfaatannya..

Berbeda jika manik-manik itu dirangkai dengan manik-manik lainnya. Entah itu manik yang serupa-sewarna atau manik yang  beda rupa-beda warna, tentu akan lain hasilnya. Nilai estetikanya bertambah, kemanfaatannya pun meluas.

Dalam menyusunnya pun, tak begitu penting bentuk rangkaian manik2 itu berpola atau abstrak, yang penting ada kemauan untuk membentuknya sampai tuntas, ada ide (terkait tujuannya 'mau dibuat apa?' & desainnya), dan harus ada jalinan yang kuat...

Tuh, betul kan??
Manusia memang ibarat manik-manik.. saling lepas satu dengan lainnya, meski sama-sama punya potensi tertentu...
Nah, ketika si manik-manik yang dirangkai jadi.. bros misalnya, nampak lebih cantik 'kan? dan lebih bermanfaat tentunya..
Sama juga seperti manusia yang bersatu dalam sebuah rangkaian (organisasi or jamaah). Kadang pola yang terbentuk nampak jelas, tak jarang nampak abstrak. Namun yang pasti, sekumpulan manusia itu tentu berkumpul dengan tujuan yang sama, dengan desain/ arah gerak yang serupa pada intinya (meski kadang ada variasi), ada komitmen untuk mencapai tujuan, serta ada 'jalinan' yang kuat. Jalinan itulah yang kita sebut 'hubungan interpersonal' dalam suatu organisasi, atau juga dikenal sebagai UKHUWAH dalam hidup berjamaah...

Tanpa jalinan yang kuat, bros manik itu akan mudah lepas terurai dan tak bisa dijadikan bros lagi. Oke, mungkin masih bisa jadi bros dengan sisa-sisa manik yang masih terangkai.. Namun, tak mungkin bros itu bisa kembali cantik & berfungsi optimal seperti sedia kala... betul tidak??

Maka dari itu, siapapun Anda yang tergabung dalam suatu organisasi atau jamaah, jangan pernah abaikan 'jalinan' itu. Ketika jalinan itu mulai renggang, segera eratkan kembali. Biar jalannya organisasi kembali dinamis, biar jamaah kembali menghangat & menebar lebih banyak manfaat.

12 Januari 2011

dari Cabe ke 'lem' Keluarga..

Bismillah...

Berawal dari obrolan dengan bapak penjual mie ayam keliling tentang harga cabe yang kian melangit, saya pun 'diantarkan' kepada sebuah note dari seorang kawan yang berisi analisis & rekomendasi terkait kenaikan harga cabe tersebut.
Berdasarkan analisis si penulis, ada 3 penyebab naiknya harga cabe di pasaran, yaitu :
1. masalah hama & penyakit tanaman => penyakit kuning dan antraknosa (hmm,,teman2 Pertanian lebih tahu nih!!)

2. erupsi merapi => beberapa daerah di Magelang yang merupakan salah satu sentra cabe turut terkena dampak erupsi merapi, so... gagal panen deh.. :(

3. ulah oknum2 tak bertanggung jawab => bisa jadi ada bandar & spekulan yang memainkan harga di pasaran (kata si penulis)


Nah, berdasarkan 'pembacaan' di atas, beberapa solusi yang ditawarkan antara lain :
1. menggalakkan program penanaman sendiri di pekarangan rumah

2. pemerintah lebih 'menurunkan tangannya' untuk ikut andil dalam hal pembuatan kebijakan terkait harga maksimum, pengawasan komoditas, serta perbaikan sistem informasi

3. pemanfaatan teknologi => cabe kering

Yups, itu beberapa hal yang semoga bisa menambah wawasan kita tentang 'ilmu kecabean'. hehe...
Harapannya, setelah mengetahui ilmunya, kita pun bisa berperan aktif untuk 'meringankan' kesulitan bangsa ini salah satunya melalui usaha menanam cabe sendiri. (hmm,,,masih reaktif ya? tak apa lah, dari pada pasif)

Ahaa... dari solusi 'menanam cabe di pekarangan' itu, tiba-tiba muncul sekeping memori yang pernah terekam di otak saya!!
Tentang rumah...
Lebih spesifik lagi, tentang pekarangan rumah... 

Ya.. saya pernah bermimpi, jika punya rumah nanti, WAJIB punya sepetak lahan (tidak harus luas) untuk dijadikan pekarangan..

Bukan cuma butuh 'hijau'-nya untuk me-refresh mata dan pikiran jika sedang 'butek'...
Bukan juga hanya sebagai 'pasar hidup' atau 'apotek hidup' yang siap di-'unduh' hasilnya (seperti: sayur, buah, bumbu dapur, tanaman obat, dll) sewaktu-waktu kita butuh...

Bukan pula sebagai media penyalur hobi bercocok tanam, apalagi sebagai lahan bisnis. Karena saya akui.. saya bukan orang yg cukup telaten untuk merawat tanaman (baca: moody).. ^.^v

Lalu untuk apa??

Well, dulu saya pernah membaca (atau mendengar. maaf, lupa!!), ada seorang bapak (konsultan keluarga, penulis buku ttg keluarga) berpesan agar setiap rumah sebisa mungkin memiliki sepetak lahan untuk dijadikan pekarangan. Salah satu alasannya adalah pekarangan rumah bisa berfungsi sebagai 'lem', yang bisa merekatkan setiap anggota keluarga.

Loh, kok bisa??

Ya bisa lah... coba teman-teman cermati atau rasakan sendiri, ketika sedang merawat pekarangan bersama keluarga, bukankah terasa adanya kehangatan tersendiri? Ada rasa kebersamaan ketika seluruh anggota keluarga bergotong royong merawat pekarangan seisinya.. mulai dari mencabuti rumput (gulma), menyiram tanaman, merapikan tanaman hias, atau saat beramai-ramai memanen buah-buahan. Betul tidak??

Bahkan kehangatan itu bisa hadir ketika sedang duduk-duduk santai di sore hari bersama keluarga sambil mengawasi anak-anak bermain berlarian mengejar kupu-kupu yang mengerubungi bunga-bunga cantik di tengah pekarangan... (hmm... anak-anak?? n.n)

aah.... sepertinya pekarangan rumah yang ada di benak saya itu indah sekali, ya??
Hehe... tak apalah. Bermimpi kan boleh..
Bahkan me-rigid-kan gambaran  mimpi pun sangat-sangat diizinkan.. apalagi untuk sesuatu yang membawa kebaikan ^___^


Jadi, sudahkah anda mulai memimpikan rumah anda di masa depan??
(bukan rumah masa depan yg ukurannya 2x1 lho ya!!)


Gambar saya ambil dari sini, sini, dan sini ^_^

10 Januari 2011

Islam KaTePe... ??

Bismillah...

Tulisan kali ini adalah tentang salah satu tayangan berseri (baca: sinetron) berjudul 'Islam KTP' yang diputar di salah satu stasiun TV swasta. Pertama lihat, saya langsung tertarik untuk menyimaknya. (hehe.. maklum, jarang bersua dengan TV. sekali ketemu program menarik, maunya pantengin teruuus..^_^v)

Sebelumnya mohon maaf jika deskripsi tentang'nya' kurang mendalam. Saya baru beberapa kali menonton tayangan ini.. (sepertinya tak lebih dari 5x)

Tayangan berseri ini berlatar sebuah kampung di Ibukota (terbaca dari logat para pelakon), dengan lakon yang itu-itu saja, dengan alur cerita yang bisa dibilang ringan, dengan isi dialog yang merakyat (baca: biasa kita jumpai sehari-hari), tapi ada juga sisipan pesan-pesan syar'i yang dikemas apik.

Malam itu (9/1) TV menyala setelah kami usai shalat magrib. Channel **** pun terpilih. Ternyata tayangan itulah yang muncul. Nampaknya ibu & adik saya memang sengaja menanti tayangan tsb, hehe..

Di layar muncul adegan seseorang, sebut saja si-M, tengah berdiri untuk melaksanakan shalat (kalo nggak salah, mau shalat taubat). Setelah komat-kamit melafadzkan beberapa bacaan pra-shalat, diapun takbir (takbiratul ihrom). Takbirnya, subhanallah.... puanjaaaaaang banget. Suaranya keras, melengking pula. Jadi ingat qari'-qari' yang dulu sering saya jumpai.
Dalam scene berikutnya, si-M yang sebelumnya sudah melaksanakan shalat taubat itu ternyata masih melanjutkan kebiasaan lamanya, yaitu 'bersilat lidah' hingga merahlah telinga lawan bicaranya, dan terperaslah kantong air matanya. MasyaAllah....

Nah, yang menarik di sini adalah adanya 'upaya penyeimbangan' dalam kata2 yang meluncur dari lisan si-M. Dalam setiap dialognya, nyaris tak pernah tertinggal kata -maaf- 'bahlul' (yang artinya bodoh). Ejekan dan makian terus mengalir deras dari mulut si-M. (jujur, saya sendiri merasa telinga saya jadi panas karenanya.. >,<")
Namun demikian, di sela-sela dialog berisi ejekan dan makian itu sesekali terselip nama Allah di sana.. seperti, "Allah ya Robbi.." dan "Allahu Akbar". Nah lho... kok bisa ya, si ahli ejek tak lupa 'nyebut' juga setiap kali meluncurkan kalimat2 pedasnya??

Oke, mungkin dalam kehidupan nyata ini memang ada orang yang demikian. Tapi sebagai tayangan yang segementasinya untuk segala umur, dari anak-anak sampai eyang-buyutnya anak-anak, bukankah sebaiknya pihak yg memproduksi tayangan ini bisa lebih bijak dalam memilih dialog? 
Tak peduli bagi anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia... setiap kata (atau paparan apapun) yang diluang-ulang terus-menerus (baca: repetisi) akan terekam dalam memori dan menjadi suatu hal yang dianggap biasa/ wajar. Beruntung jika itu paparan yang sifatnya positif. Lha ini, kata 'bahlul' yang senantiasa terucap untuk memaki orang lain tentu akan membawa dampak buruk bagi pendengarnya. Iya atau iya??

Terkait hal ini saya pikir KPI juga harus turut bertanggung jawab. Bukankah tugas KPI adalah menentukan layak tidaknya suatu tayangan? Hayo, KPI... gimana ini? Ini salah satu bentuk perlindungan konsumen lho...

*suara dari 'entah' >> "lha wong memfilter tayangan yg nggak layak dilihat & didengar saja masih belum mampu optimal.. apalagi yang kurang layak???"* :hammer: :hammer: :hammer:

Tak sampai setengah jam, fokus saya pun mulai bercabang. Gerah juga terus-menerus dicekoki ejekan dan makian... Setelah berjalan kesana-kemari mencari-cari sesuatu yang saya pun tak tahu apa itu, akhirnya pilihan pun saya jatuhkan pada sebuah buku yang baru saya beli kemarin. Lanjut baca aah... t
Sedang asyik-asyiknya membaca, tiba-tiba saya terhenyak ketika terdengar sebuah dialog dari tayangan yang tadi saya ceritakan. Begini isinya, "Manusia lahir disambut adzan, dia mati diantarkan shalat. Pendek bener hidup kita ya? Jaraknya cuma antara adzan dan shalat.." (dialognya si-Mamat, kata Ibu)MasyaAllah...

Segera saya ambil ponsel. Saya ketik dialog itu. Saya baca berulang-ulang. Senyap.. Rasanya cuma kalimat itu yang memenuhi ruang pikiran saya. Astaghfirullahal'adzim...

Aah... terlepas dari hal-hal tak meng-enak-kan dalam tayangan yang saya bahas ini, tetap ada sebongkah pelajaran berharga yang bisa diunduh...

"Manusia lahir disambut adzan, dia mati diantarkan shalat. Pendek bener hidup kita ya? Jaraknya cuma antara adzan dan shalat.." (kata Mamat dalam 'Islam KTP')

Jadi, apa yang sudah dan akan kau lakukan selama jeda waktu antara 'adzan dan shalat' ini, Ka???


*Gambar diambil dari sini

08 Januari 2011

Lidah-lidah cahaya dari langit...

Bismillah...

Beberapa hari terakhir cuaca di Jogja senantiasa basah. Januari, hujan sehari-hari... kata orang-orang dulu. Yah, memang demikianlah adanya. Tiada sore yang tak ditemani hujan. Alhamdulillah,,, (sambil berdoa : Allahumma shoyyiban nafii'an").

Seiring dengan hadirnya sang hujan, tak jarang kilat dan petir pun turut membersamai. Nah, tahukah kawan, bagaimana ceritanya hingga lahir kilat dan petir itu?

Menurut Wikipedia Indonesia, petir atau halilintar merupakan gejala alam yang biasanya muncul pada musim hujan, ditunjukkan dengan munculnya kilatan cahaya di langit yang menyilaukan sesaat (kilat), kemudian disusul dengan suara menggelegar (guruh). Perbedaan waktu kemunculan ini disebabkan adanya perbedaan antara kecepatan suara dan kecepatan cahaya. Prinsip dasarnya kira-kira sama dengan lompatan api pada busi.
 

Proses Terjadinya Petir

Petir, kilat dan peristiwa-peristiwa cuaca lainnya terjadi di lapisan troposfer yang berjarak 0-12 km dari permukaan bumi. Troposfer sendiri memiliki 3 lapisan yaitu lapisan planetair (0-1 km), konveksi (1-8 km) dan lapisan tropopause (8-12 km). Lapisan troposfer ini memiliki temperatur yang relatif tidak konstan, karenanya semakin tinggi maka semakin rendah suhunya.
Petir merupakan lompatan bunga api antara 2 massa dengan medan listrik berbeda. Petir biasa terjadi pada awan yang tengah membesar menuju awan badai. Petir terjadi karena ada pemampatan muatan listrik pada awan. Pada awan bagian atas listrik bermuatan negatif dan bagian bawah adalah listrik bermuatan positif sedangkan awan bagian dasar kedua kutub listrik yang berlawanan tersebut ada didalamnya sehingga petir berloncatan. Dan bumi merupakan peredam listrik yang statis.

Sedangkan peristiwa kilat berkaitan dengan awan petir yang terbentuk ketika udara panas bergerak ke atas. Udara panas ini membawa uap air yang sangat besar. Ketika udara panas dengan uap air tersebut mencapai ketinggian tertentu kemudian udara tersebut menjadi dingin. Dalam keadaan ini udara mengandung uap air yang lebih sedikit dari pada ketika udara panas. Kelebihan uap air ini berkondensasi menjadi titik-titik air yang berbentuk awan. Awan merupakan kumpulan kristal es dalam udara di atmosfer karena adanya pengembunan atau pemadatan uap air yang ada dalam udara setelah melampaui keadaan yang jenuh.

Air pada umumnya membeku pada suhu 0 derajat C, tapi sifat anomali air membuat air pada suhu dibawah –4 derajat tetap dalam bentuk cair. Tetapi dalam keadaan ini air menjadi sangat dingin. Demikian pula dengan titik-titik air yang terbentuk dalam awan petir menjadi sangat dingin. Titik–titik air ini berada jauh melebihi ketinggian air yang berada pada suhu 0 derajat C dan akhirnya mencapai tingkat ketinggian yang bersuhu –40 derajat C. Titik-titik air ini kemudian berubah menjadi butir-butir es. Titik-titik air yang membeku itu bergabung dengan yang lain membentuk bekuan baru. Dengan demikian terjadilah hujan batu es. Batu-batu es tersebut mulai berjatuhan karena gaya beratnya. Tetapi ketika jatuh selalu berbenturan dengan titik-titik air yang sangat dingin yang sedang bergerak naik. Air di dalam setiap butiran air membeku menjadi satu dengan butiran batu es yang di tabraknya dan batu es itu lama-kelamaan menjadi besar. Setiap berbenturan dengan suatu butiran air, batu es menerima muatan negatif dan jutaan benturan antara benturan air dan batu es tersebut menghasilkan muatan listrik di awan dan akhirnya menimbulkan cahaya kilat.

Pada waktu yang sama pecahan es kecil terlepas dari butiran air yang membeku ini. Serpihan es itu mengandung muatan positif arus udara yang sedang naik ke awan yang lebih tinggi membawa pecahan-pecahan es itu beserta muatan positifnya. Selagi pecahan es bermuatan positif bergerak naik, batu-batu es bermuatan negatif turun ke tempat yang lebih panas. Dengan demikian batu-batu es mencair menjadi tetes-tetes air yang lebih besar. Proses ini dapat berlangsung selama satu jam. Selama proses tersebut keseluruhan awan laksana sebuah pembangkit tenaga listrik raksasa yang terus menerus menghasilkan hampir sejuta kilowatt listrik. Awan juga bagaikan suatu baterai penyimpanan arus listrik raksasa dengan kutub positif di bagian atas dan kutub negatif beberapa kilometer di bagian bawah. Diantara kedua kutub tersebut dapat terjadi perbedaan voltase sampai 100 juta volt.

Selama proses utama pemuatan listrik sedang berlangsung, suatu kantong muatan positif terbentuk diatas dasar awan di bawah kutub negatif. Disinilah terjadi proses pemancaran kilat secara cepat. Suatu pelepasan muatan meloncat dari kantong bermuatan positif ini ke kutub negatif yang letaknya tidak begitu jauh diatasnya. Setelah itu, seluruh muatan positif yang terletak lebih rendah dinetralkan. Selain itu jalur yang dilalui pelepasan tersebut tetap bersifat pengantar. Kemudian sisa muatan negatif mengalir melalui jalur itu. Muatan negatif bergerak turun karena daya tarik muatan positif di permukaan bumi.

Pelepasan muatan listrik tidak berupa satu loncatan bunga api sekaligus melainkan dikendalikan oleh situasi setempat yang akan dilalui medan listrik. Jalur pelepasan dapat bercabang-cabang ke beberapa arah.
Pelepasan muatan pemuka berlangsung lemah dengan garis tengah kira-kira 5 meter, kemudian turun dengan kecepatan kurang lebih 140 km per detik. Setelah menempuh jarak kurang lebih 30 m, muatan yang terlepas tiba-tiba bercahaya terang. Kemudian terjadilah gelombang elektron yang disebut ‘leader’. Lama kelamaan ‘leader’ ini turun dan selang 1/100 detik kemudian ‘leader’ ini mencapai tanah, selama proses ini berlangsung tegangan pada ujung ‘leader’ dengan tegangan pada tanah yang berbeda 10 juta volt. Akibatnya muatan positif terpusat pada pohon atau gedung yang menjulang tinggi. Arus pelepasan muatan listrik meluas ke arah ‘leader’ dan menuntunnya ke arah pohon atau bangunan. Ketika jarak ‘leader’ dengan arus pelepasan muatan listrik kurang lebih 30 m, keduanya brtemu pada suatu arus pendek.

Arus balik yang sangat menyilaukan bergerak ke atas sepanjang alur sambaran dengan kecepatan hampir 100.000 km/detik atau sama dengan 1/3 kecepatan cahaya. Kemudian, arus listrik mungkin sebesar 100.000 ampere terus mengalir di antara awan dan tanah. Arus itu akan berhenti jika seluruh muatan di awan yang sejak semula bergerak cepat telah sampai ke tanah.

‘Leader’ yang tiba-tiba menghilang setelah proses di atas berlangsung kira-kira 1/25 detik, proses itu terulang lagi dan kali ini dimulai dari awan yang lebih tinggi dan masih mengandung sisa-sisa muatan listrik. Proses yang kedua ini juga menghasilkan ‘leader’ dalam waktu yang sangat cepat. Kali ini gerakan ‘leader’ tidak bertahap melainkan langsung lewat garis sambaran pertama. Kejadian yang sama berlangsung di permukaan bumi dan arus balik bergerak ke awan.

Sambaran-sambaran petir terjadi di awan yang letaknya lebih tinggi. Akhirnya pelepasan kilatan berlangsung pada ketinggian yang bersuhu –40 derajat C dan seluruh air membeku. Kadang-kadang pelepasan muatan terhenti karena butir-butir air yang sangat dingin untuk membentuk muatan listrik tidak ada lagi. Namun, pada saat itu batu es mulai berjatuhan dan menjadi besar ketika bersentuhan dengan butir-butir air yang sedang naik dan, dengan demikian terjadilah muatan listrik yang menimbulkan sambaran petir yang lain.

Pada saat petir menyambar, energi yang terlepas memanaskan udara disekitarnya dan tiba-tiba udara mengembang. Hal ini menimbulkan gelombang bertekanan yang bergerak ke atas dan menimbulkan suara yang mengejutkan serta memekakkan telinga. Kilatan-kilatan petir yang berasal dari satu sambaran dapat berlangsung beberapa detik. Kecepatan suara di udara sekitar 330 meter/detik atau 1 kilometer/3 detik. Rata-rata kekuatan petir adalah 200 ribu kilo ampere dengan daya 50 ribu mega watt.

Ketika petir melesat maka tubuh awan akan terang dibuatnya dan sambarannya membelah udara dengan kecepatan rata-rata 150.000 kilometer/detik. Petir dapat terjadi 40-50 ribu kali perhari. Hal ini merupakan hasil penelitian dari Dr. Ichiro Katayama dari Departemen Engineering Universitas Saitama Jepang selama 10 tahun.


Tipe-Tipe Petir

Secara umum petir itu dapat terjadi di dalam awan itu sendiri, antara awan dengan awan, antara awan dengan udara, dan awan dengan bumi (tanah). Kemungkinan-kemungkinan tersebut melahirkan empat tipe petir, yaitu :
  • Petir dari awan ke Tanah (CG) petir ini tergolong berbahaya dan paling merusak, berasal dari muatan yang lebih rendah lalu mengalirkan muatan negatif ke tanah. Terkadang petir jenis ini mengandung muatan positif (+) terutama pada musim dingin.
  • Petir dalam awan (IC), merupakan tipe yang paling sering terjadi antara pusat muatan yang berlawanan pada awan yang sama.
  • Petir antar awan (CC), terjadi antara pusat muatan dari dua awan yang berbeda. Pelepasan muatan nya sendiri terjadi saat udara cerah antara awan tersebut.
  • Petir awan ke udara (CA) terjadi jika udara di sekitaran awan yang bermuatan positif (+) berinteraksi dengan udara yang bermuatan negatif (-). Jika ini terjadi pada awan bagian bawah maka merupakan kombinasi dengan petir tipe CG. Petir CA tampak seperti jari-jari yang berasal dari petir CG
Menurut muatannya sendiri, petir dibagi menjadi dua yaitu petir negatif (+) dan petir positif (-). Perbedaannya yaitu petir negatif cenderung menyambar berulang ulang dan bercabang cabang seperti sebuah akar pohon, sedangkan petir positif, hanya menyambar sekali. 


Dampak Positif dan Negatif Petir

“…Atau seperti orang-orang yang ditimpa hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka, setiap kali kilat menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki niscaya dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka sesungguhnya Allah maha berkuasa atas segala sesuatu…" (QS Al-Baqaraah : 19-20).

Dalam ayat-ayat Al-Quran tentang petir, Allah berfirman bahwa Dia menghadirkan petir pada manusia sebagai sumber rasa takut dan harapan. Allah juga berfirman bahwa guruh yang muncul saat petir menyambar bertasbih memuji-Nya. Subhanallah... 
Dan tiadalah Allah menciptakan segala sesuatu tanpa ada faedah yang terkandung di dalamnya.

Menurut Djoko Darmanto (Kepala Lab. Teknik Tegangan Tinggi Departemen Teknik Elektro), petir berfaedah dalam membersihkan udara dari polusi dan teknologi buatan manusia belum ada yang mampu menyamai kemampuan ini. Petir merupakan penetral udara dalam waktu singkat. Dan dengan kemampuannya ini petir mampu membuat seluruh partikel polusi udara sirna.

Selain itu petir juga membantu penyediaan makanan bagi tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan ini memerlukan nitrogen. Unsur ini diserap melalui akar bukan dalam bentuk murni, melainkan dalam bentuk senyawa yang disebut nitrat meskipun udara banyak mengandung nitrogen, tetapi unsur ini tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan karena tidak bersenyawa dengan unsur lain untuk membentuk nitrat. Setiap terjadi kilat sejumlah nitrogen di udara bersenyawa dengan oksigen. Setelah berkali-kali bersenyawa nitrogen berubah menjadi nitrat yang dapat di serap oleh tumbuh-tumbuhan.

Di samping dua keuntungan di atas, petir juga dapat membahayakan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Karena muatan listrik yang amat besar maka petir sanggup menghanguskan apa saja benda yang disentuhnya. Termasuk hutan dan juga manusia. Entah sudah berapa banyak kerugian materi yang diakibatkan oleh petir ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menangkal dampak negaif yang diakibatkan petir, antara lain :
  • Memasang alat penangkal petir pada bangunan-bangunan tinggi. Dengan adanya alat tersebut, jika ada petir akan menyambar alat penangkal kemudian disalurkan melalui kawat besar yang terbuat dari tembaga atau kuningan menuju ke tanah.
  • Apabila terjadi hujan dan petir, lebih baik hindari tempat-tempat terbuka & lapang (lapangan, sawah, taman). Petir akan mencari tanah untuk melepaskan energinya, dan 'mengincar' benda-benda yang lebih tinggi dibandingkan permukaan sekitarnya.
  • Jika sedang di kolam renang (outdoor) dan terlihat tanda-tanda awan sudah gelap segeralah ke luar karena kolam renang adalah sasaran empuk buat petir melepas energi.
  • Jangan berlindung di bawah pohon karena pohon yang tersambar petir energinya bisa melompat ke tubuh. Jauhi juga tiang listrik, menara atau sesuatu yang tinggi yang mudah tersambar petir. 
  • Jika saat hujan petir Anda sedang berada di dalam rumah, sebaiknya men-stop aliran arus listrik pada televisi & komputer, sebab antena TV bisa menghantarkan listrik yang tersambar petir. Jauhi teras. Jangan menelepon menggunakan telepon rumah karena arus listrik bisa melewati sambungan telepon.


Terlepas dari berbagai ancaman yang ditimbulkan olehnya, petir tetap merupakan fenomena eksotis dan dahsyat. Sampai saat ini belum ada yang dapat menirunya. Seindah-indahnya kembang api tahun baru buatan manusia tidak akan bisa menandingi keeksotisan kilat dan petir buatan Allah.

Wallahu a'lam bisshawab...


Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Petir
http://soulofmyheart.blogspot.com/2010/02/bagaimana-petir-dan-kilat-terjadi.html 
http://nurcha.wordpress.com/2007/12/13/kilat-dan-petir-the-giant-blitz-dari-sang-pencipta/ 
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/092.htm
http://www.detikhealth.com/read/2010/02/21/153002/1303794/763/menghindari-risiko-tersambar-petir

Sumber Gambar : dari sini dan sini

07 Januari 2011

Abdullah bin Uraiqith

  
         Ketika umat Islam mengurai prosesi hijrah Rasulullah saw. Kebanyakan khalayak menyebut Abu bakar, Ali, Aisyah, Amir bin Fuhairah, Asma dan Abdullah bin Abu bakar. Pembaca sirah tampaknya melupakan satu orang yang berjasa pada perjalanan spiritual yang menggoda marabahaya dan menentukkan tegaknya negara Islam itu. Uniknya lelaki ini musyrik. Jika diusut menurut penuturan Ibnu Ishaq sebagaimana diabadikan dalam sirah nabawiyah Ibnu Hisyam –dia berasal dari bani Ad-Dail bin Bakr dan ibunya dari bani Sahm bin Amr-. Sejarawan menyebutnya Abdullah bin Uraiqith. Tak ada riwayat yang lebih detail mengenai ciri fisik dan rekam jejak hidupnya.

            Tiga hari sebelum hijrah ke Madinah, Abdullah bin Uraiqith diupah oleh Abu bakar untuk merawat dua ekor unta yang dipersiapkannya untuk hijrah bersama Muhammad. Setelah melewati malam Jum’at, Sabtu, dan Minggu di gua Tsur, keduanya mengontak  Abdullah bin Uraiqith sebagai penunjuk jalan untuk memulai ekspedisi ke Yastrib. Mereka berempat melewati jalur yang jarang dirambah kaki manusia yakni mengarah ke Yaman, dari Makah ke arah selatan.

            Dalam catatan perjalanan seorang Nabi, menurut Syaikh Shafiyyurahman Al Mubarakfury dikatakan, setiap orang yang berinteraksi dengan Nabi ketika bertolak ke Madinah seperti Suraqah bi Malik, Abu Buraidah dan tujuh puluh orang dari kaumnya yang memburu Muhammad, setelah berdiplomasi kemudian memutuskan memeluk Islam. Begitupun dengan Abu Ma’bad suami Ummu Ma’bad yang menyuguhkan kambing kurusnya yang diperas Muhammad menjadi bersusu. Dalam diskusi interaktif Muhammad dengan tokoh di muka, Abdullah bin Uraiqith menjadi audien bersama Amir bin Fuhairah dan Abu bakar. Tentu mereka merekam apa yang disabdakan Muhammad seputar keagungan keislaman yang membuat publik tertarik mengikuti ajaran Ilahi. Ibarat marketing menawarkan Islam pada investor agar menanamkan keyakinannya membeli rumah dunia dan surga bernama Islam. Tetapi tak ada catatan berikutnya yang menerangkan Abdullah bin Uraiqith berikrar pada Allah dan rasulnya. Jika demikian, dia tak termasuk kategori sahabat. Sebab, definisi sahabat ialah orang yang hidup di masa Nabi, bertemu dan berjuang dengan Nabi, serta berIslam hingga akhir hayatnya.

            Seakan baginda Nabi memberi kaidah pada umatnya perihal kiat bermuamalah dengan kaum kafir. Usut punya usut, selidik punya selidik, ada tiga alasan kenapa seorang  kafir Abdullah bin Uraiqith diajak menyertai laku hijrah. Pertama, dia adalah pemuda yang jujur. Terbukti Abu bakar menitipkan dua unta kepadanya selama tiga hari agar dipelihara untuk persiapan hijrah. Kedua, dia pria profesional dan pakar dalam merawat unta yang tetap sehat mengantar Nabi menuju Quba’. Unta Nabi inilah yang kemudian diberi nama Quswa dan berhenti di rumah Abu Ayyub sebagai tempat menginap. Ketiga, dia menguasai medan rute Makah-Madinah dan penunjuk jalan yang cermat.

            Jujur, profesional, dan kepakaran (penunjuk jalan) menjadi pertimbangan menyertakan Abdullah bin Uraiqith dalam perjalanan melegenda itu sekaligus menjadi teladan dalam berhubungan bermasyarakat dengan orang kafir dengan syarat di atas. Tetapi untuk urusan transenden atau ibadah, kita dilarang untuk mencampuradukkan ajaran keduanya. Sebagaimana bunyi pesan langit , “untukmu agamamu dan untukku agamaku” (Q.S. Al Kafirun: 5).



taken from :Vivit Nur Arista Putra's note 
Image source : here


CuMi... CuLis.. (cuma mikir.. cuma nulis...) ^_^v


...malam-malam menikmati catatan2 orang kritis, menggelitik...

hebat ya... bisa berpikir diluar kebiasaan orang pada umumnya..
asik ya... bisa berpikir dengan logika yang dibolak-balik cantik...
seru ya... bisa berpikir nakal, menjebol patron, menerobos tatanan..
nikmat ya... jadi penikmat tontonan menarik dengan setting ke'kini'an & ke'sini'an..
bahagia ya... bisa menertawakan kebobrokan diri dan lingkungan..

hmm....
lingkungan..oh lingkungan...
kita ini 'anak' lingkungan... katanya..
sementara lingkungan pun sebenarnya bentukan 'anak-anak'nya juga...
jadi kalo mau ada 'perbaikan', mana dulu yang musti digarap? induknya ato anaknya?
terus siapa yang nggarap?? *krik..krik..krik.. 
lost....


haha... memang enak kalo jadi pelaku yg berpikir ada di luar pagar..
point of view-nya terasa lebih luas, lebih bebas..


mari tertawa bersama,,, sambil saya sitirkan petikan2 buah pikir orang2 kritis itu...

Saya ambil contoh tulisan (+tanggapan utk tulisan) tentang 'sekolah sarang koruptor' anggitan mr. ATK, seorang aktifis mahasiswa pada zamannya yg sekarang jadi wartawan salah satu media massa tersohor di Indonesia...
(penuturan di bawah ini menggunakan bahasa saya sendiri ya..^__^v)

- Pesantren sarang teroris. Itu hasil 'investigasi' lugu dari para awak media (yg kurang 'beretika'), gara2 pelaku kasus pengeboman itu tamatan pesantren. Mereka sukses mewacanakan kepada masyarakat luas bahwa pesantren, Islam, dan segala simbol2nya itu adalah simbol teroris, melalui tanyangan yg terus-menerus menyorot kehidupan pesantren, sementara narasinya bicara tentang terorisme. Hedeeh... naif banget to!!
Mbok ya kapan2 ada investigasi pelaku2 korupsi kelas hiu, yang notabene lulusan perguruan tinggi2 ternama di negeri ini.. hmm...wani ra, yo?? hla wong media-ne dikuasai penguasa yg berkepentingan koq. Mana mau membongkar segala sesuatu yg mengancam keamanan diri dan golongannya?? *sinis.com*

- Terus kalo tentang organisator kampus yg menggelembungkan dana di proposal kegiatan dengan alasan 'jaga2' kalo anggaran yg disetujui 'atasan' ternyata nge-press sama yg diminta itu,, gimana?? Bukankah secara sadar-nggak sadar juga udah pada latihan korupsi??
nah lho!!! celingak-celinguk...hayo..siapa yg merasa tertuding??

- Ada lagi,, tentang ribut2 untuk menurunkan pakde NH dari singgasana pengurus PS*I itu... sementara ada di sisi si-peribut yg masih duduk santai pada 'amanah' yg sama selama bertahun-tahun. Nggak konsisten, kan? gajah di pelupuk mata nggak tampak, kutu di seberang pulau tampak jelas....   
emang ada ya?? hmm,, ada nggak ya?? ada yg merasa tersindir nggak??
Syukurlah kalo nggak ada... ^___^v

- Terus lagi, ada yg kepikir nggak,,, kira2 apa yg menari-nari di kepala para petinggi perguruan tinggi ketika bencana alam menyapa negeri ini?
"Ayo,, segera dirikan posko kemanusiaan!!" hmm... klasik!! atau jangan2 malah gini >>>"Alhamdulillah.. proyek surveyor, proyek mitigasi bencana, proyek perbaikan jalan, sekolah, dan rumah... akan segera datang. psikologi masyarakat juga perlu dipulihkan, perlu juga dibuatkan proposal di belakang proposal2 pekerjaan umum. 10 persen cukuplah. oh ya lupa, operasional.. perlu segera dihadirkan mobil survey, televisi 29 inci di ruang kerja kepala badan rekonstruksi, alat teleconfrence untuk koordinasi dengan pusat jakarta, mesin AC, dan beberpa laptop tercanggih untuk penggarapan proyek. Mahasiswa? bisalah diatur, jadikan mereka tenaga surveyor plus diminta untuk KKN. Beres tho. Pokoke mbathi lah bagi intelektual merek deodoran" hahaha..
ahay.. proposal oh.. proposal..., pikiran saya terantuk pada bab 'anggaran'. hmm... nangkap maksud saya nggak?? hehe...

- Oh iya.. ada juga komentar maknyus lain menanggapi "sekolah sarang koruptor". Gini bunyinya >>>
"... ayo ****** kere, kita korupsi dg berjamaah dan khusyu'. Yang membuat masalah itu bukan korupsinya bos, tapi ada orang-orang yang tidak korupsi di tengah2 trend korupsi. Harusnya korupsi semua biar gak ada kesenjangan korupsi, jadi kan gak ada yg komentar-komentar. Kalo sudah korupsi semua, mari kita buru orang-orang yg gak korup untuk ditangkap dan dimasukkan LP (Lembaga Pelatihan) korupsi. biar terjadi pemerataan korupsi........"
ahahahahahahahahaha..... (LOL)


Astaghfirullah...

Subhanallah...

memang itu 'kan, salah satu maksud Allah memberikan akal buat manusia..
biar manusia berpikir..

nyleneh?? hmm... bisa iya, bisa tidak.. tergantung persepsi masing2 orang..
Apapun pendapat anda, saya tetap suka.. ups!! saya kagum pada orang2 yg punya kemampuan membaca suatu perkara dari berbagai macam perspektif...

dan Alhamdulilah... sampai saat ini saya baru bisa jadi penikmat obrolan mereka... f>.<
Merasa belum mampu untuk ikut urun rembug. Pikiran saya masih cetek. Ruang otak saya (yg terpakai) masih belom luas. Dan nampaknya saya terpenjara pada pikiran saya sendiri yg menyatakan, "kritis saja nggak cukup. harus solutif!!"
Nah, jangan2 karena merasa belum mampu untuk solutif, saya-nya jadi emoh kritis. Astaghfirullah...

Baiklah...
sudahi saja ah...
Mari menikmati kekurangkritisan diri.. (ajakan untuk diri sendiri)
Mari jadi penggembira buat pemikir2 kritis itu..

Bukankah aturan itu ada, tujuannya ada 2: untuk dipatuhi atau dilanggar...
jadi...
nggak nyambung deh!!
haha...

Baca-baca lagi yuuuk...

04 Januari 2011

Ingatlah sebelum kau...

Hari ini …

Sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar,
ingatlah akan seseorang yang TIDAK BISA BERBICARA…

Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu,
ingatlah akan seseorang yang TIDAK PUNYA APAPUN untuk dimakan…

Ketika engkau mengeluh tentang orang tuamu,
ingatlah anak-anak yatim piatu yang TAK PERNAH MENGENAL
dan MERASAKAN KASIH SAYANG orang tuanya …

Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau istrimu,
ingatlah akan seseorang yang MENANGIS kepada Allah
untuk MEMINTA PASANGAN HIDUP...

Ketika engkau lelah dan mengeluh tentang anak-anakmu,
ingatlah orang-orang tua yang HIDUP KESEPIAN sebatang kara
TANPA ADA ANAK-ANAK di sisinya…

Sebelum engkau mengeluh tentang rumahmu yang kotor,
Dan tak ada yang membersihkan atau menyapu lantai,
ingatlah akan gelandangan yang TINGGAL di jalanan
dan TIDUR di trotoar-trotoar

Sebelum mengeluh karena menyetir terlalu jauh,
ingatlah akan orang yang harus BERJALAN KAKI
untuk menempuh JARAK YANG SAMA…

Sebelum engkau mengeluh tentang pekerjaanmu,
ingatlah akan para pengangguran, orang-orang cacat,
dan mereka yang MENGINGINKAN PEKERJAANMU
serta RELA MENGGANTIKANMU…

Sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu,
ingatlah akan orang yang meninggal mendahuluimu
dalam keadaan BELUM BERTOBAT...

Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu,
berterima kasihlah pada Allah
karena engkau MASIH HIDUP dan ADA di dunia ini….

Rupanya antara SUSAH dan SENANG yang Allah anugerahkan,
terlalu banyak keSENANGan yang belum kita insafi dengan sebenar-benarnya
hingga dunia terasa sempit oleh manusia-manusia yang tak lelah berkeluh kesah..

Jadi, mulai detik ini...
sebelum kau mulakan segala aktivitas, bukalah hari dengan senyum dan syukur..
setiap kali kau beraktivitas, hiasi hati, otak, dan lisanmu dengan senyum dan syukur..
ketika kau selesai beraktivitas, akhiri pula dengan senyum dan syukur..

Lalu kau 'kan jumpai dalam dirimu, sesosok manusia yang sungguh beruntung.. ^_^

Teori Dasar Keluarga

DEFINISI KELUARGA
  1. Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
  2. Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
  3. Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik
4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.

 
FUNGSI KELUARGA

Ada lima fungsi yang dapat dijalankan keluarga yaitu :
1. Fungsi biologis
  • Untuk meneruskan keturunan.
  • Memelihara dan membesarkan anak .
  • Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
  • Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2. Fungsi psikologis
  • Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
  • Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
  • Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
  • Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi
  • Membina sosialisi pada anak.
  • Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
  • Meneruskan nilai-nilai budaya.
4. Fungsi ekonomi
  • Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
  • Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5. Fungsi pendidikan
  • Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
  • Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
  • Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.

STRUKTUR
KELUARGA
  1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah
  2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
  3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu
  4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
  5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

Ciri-ciri Struktur Keluarga
  1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
  2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing
  3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

MACAM-MACAM JENIS/ TIPE / BENTUK KELUARGA

A. TRADISIONAL
  1. The nuclear family (keluarga inti) >> Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
  2. The dyad family >> Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
  3. Keluarga usila >> Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
  4. The childless family >> Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
  5. The extended family (keluarga luas/ besar) >> Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
  6. The single-parent family (keluarga duda/janda) >> Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
  7. Commuter family >> Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
  8. Multigenerational family >> Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
  9. Kin-network family >> Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
  10. Blended family >> Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya
  11. The single adult living alone/ single-adult family >> Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

B. NON-TRADISIONAL :
  1. The unmarried teenage mother >> Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
  2. The stepparent family >> Keluarga dengan orangtua tiri
  3. Commune family >> Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
  4. The nonmarital heterosexual cohabiting family >> Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
  5. Gay and lesbian families >> Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners)
  6. Cohabitating couple >> Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
  7. Group-marriage family >> Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
  8. Group network family >> Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya
  9. Foster family >> Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
  10. Homeless family >> Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
  11. Gang >> Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.

 
PERANAN KELUARGA
 
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1. Peranan ayah :
Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

2. Peranan ibu :
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
 
3. Peranan anak :
Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

dia & 'rasa tak enak' karenanya...

Kadang ada semburat rasa tak enak ketika menjumpai'nya' atau apa-apa yang berkaitan dengan'nya'. Namun, alhamdulillah.. pikir dan hati ini masih mampu cepat-cepat menepis rasa tak enak itu dengan memunculkan berbagai kemungkinan yang lebih baik ketika aku tak berhasil meraih'nya'.

Berulang-ulang kukatakan pada diri bahwa semua yang telah terjadi adalah takdir-Nya, kehendak-Nya. dan semua yang akan terjadi pun sudah menjadi rencana-Nya. Maka dari itu, pilihan demi pilihan tentu tak kan bernah henti membersamai setiap langkah ini.

Biarlah sekali-kali rasa tak enak itu hadir di sela-sela hari. Sebab rasa itu memang manusiawi. Beruntunglah sebab kau masih bisa merasai. Biar harimu tak lagi monoton. Biar senantiasa ada kejutan-kejutan buat jantungmu. Biar ada letupan-letupan semangat menghampirimu. Biar tak lagi kau jalan di tempat tanpa beralih maju..

Hai, 'kau' yang memancing rasa tak enak di hatiku...
terima kasih sebab kau masih rajin menyambangi hari-hariku...
dan sekali lagi kukatakan padamu, juga pada diriku...
"aku ridho atas segala rencana Allah buatku.."