10 Januari 2011

Islam KaTePe... ??

Bismillah...

Tulisan kali ini adalah tentang salah satu tayangan berseri (baca: sinetron) berjudul 'Islam KTP' yang diputar di salah satu stasiun TV swasta. Pertama lihat, saya langsung tertarik untuk menyimaknya. (hehe.. maklum, jarang bersua dengan TV. sekali ketemu program menarik, maunya pantengin teruuus..^_^v)

Sebelumnya mohon maaf jika deskripsi tentang'nya' kurang mendalam. Saya baru beberapa kali menonton tayangan ini.. (sepertinya tak lebih dari 5x)

Tayangan berseri ini berlatar sebuah kampung di Ibukota (terbaca dari logat para pelakon), dengan lakon yang itu-itu saja, dengan alur cerita yang bisa dibilang ringan, dengan isi dialog yang merakyat (baca: biasa kita jumpai sehari-hari), tapi ada juga sisipan pesan-pesan syar'i yang dikemas apik.

Malam itu (9/1) TV menyala setelah kami usai shalat magrib. Channel **** pun terpilih. Ternyata tayangan itulah yang muncul. Nampaknya ibu & adik saya memang sengaja menanti tayangan tsb, hehe..

Di layar muncul adegan seseorang, sebut saja si-M, tengah berdiri untuk melaksanakan shalat (kalo nggak salah, mau shalat taubat). Setelah komat-kamit melafadzkan beberapa bacaan pra-shalat, diapun takbir (takbiratul ihrom). Takbirnya, subhanallah.... puanjaaaaaang banget. Suaranya keras, melengking pula. Jadi ingat qari'-qari' yang dulu sering saya jumpai.
Dalam scene berikutnya, si-M yang sebelumnya sudah melaksanakan shalat taubat itu ternyata masih melanjutkan kebiasaan lamanya, yaitu 'bersilat lidah' hingga merahlah telinga lawan bicaranya, dan terperaslah kantong air matanya. MasyaAllah....

Nah, yang menarik di sini adalah adanya 'upaya penyeimbangan' dalam kata2 yang meluncur dari lisan si-M. Dalam setiap dialognya, nyaris tak pernah tertinggal kata -maaf- 'bahlul' (yang artinya bodoh). Ejekan dan makian terus mengalir deras dari mulut si-M. (jujur, saya sendiri merasa telinga saya jadi panas karenanya.. >,<")
Namun demikian, di sela-sela dialog berisi ejekan dan makian itu sesekali terselip nama Allah di sana.. seperti, "Allah ya Robbi.." dan "Allahu Akbar". Nah lho... kok bisa ya, si ahli ejek tak lupa 'nyebut' juga setiap kali meluncurkan kalimat2 pedasnya??

Oke, mungkin dalam kehidupan nyata ini memang ada orang yang demikian. Tapi sebagai tayangan yang segementasinya untuk segala umur, dari anak-anak sampai eyang-buyutnya anak-anak, bukankah sebaiknya pihak yg memproduksi tayangan ini bisa lebih bijak dalam memilih dialog? 
Tak peduli bagi anak-anak, remaja, dewasa, maupun lansia... setiap kata (atau paparan apapun) yang diluang-ulang terus-menerus (baca: repetisi) akan terekam dalam memori dan menjadi suatu hal yang dianggap biasa/ wajar. Beruntung jika itu paparan yang sifatnya positif. Lha ini, kata 'bahlul' yang senantiasa terucap untuk memaki orang lain tentu akan membawa dampak buruk bagi pendengarnya. Iya atau iya??

Terkait hal ini saya pikir KPI juga harus turut bertanggung jawab. Bukankah tugas KPI adalah menentukan layak tidaknya suatu tayangan? Hayo, KPI... gimana ini? Ini salah satu bentuk perlindungan konsumen lho...

*suara dari 'entah' >> "lha wong memfilter tayangan yg nggak layak dilihat & didengar saja masih belum mampu optimal.. apalagi yang kurang layak???"* :hammer: :hammer: :hammer:

Tak sampai setengah jam, fokus saya pun mulai bercabang. Gerah juga terus-menerus dicekoki ejekan dan makian... Setelah berjalan kesana-kemari mencari-cari sesuatu yang saya pun tak tahu apa itu, akhirnya pilihan pun saya jatuhkan pada sebuah buku yang baru saya beli kemarin. Lanjut baca aah... t
Sedang asyik-asyiknya membaca, tiba-tiba saya terhenyak ketika terdengar sebuah dialog dari tayangan yang tadi saya ceritakan. Begini isinya, "Manusia lahir disambut adzan, dia mati diantarkan shalat. Pendek bener hidup kita ya? Jaraknya cuma antara adzan dan shalat.." (dialognya si-Mamat, kata Ibu)MasyaAllah...

Segera saya ambil ponsel. Saya ketik dialog itu. Saya baca berulang-ulang. Senyap.. Rasanya cuma kalimat itu yang memenuhi ruang pikiran saya. Astaghfirullahal'adzim...

Aah... terlepas dari hal-hal tak meng-enak-kan dalam tayangan yang saya bahas ini, tetap ada sebongkah pelajaran berharga yang bisa diunduh...

"Manusia lahir disambut adzan, dia mati diantarkan shalat. Pendek bener hidup kita ya? Jaraknya cuma antara adzan dan shalat.." (kata Mamat dalam 'Islam KTP')

Jadi, apa yang sudah dan akan kau lakukan selama jeda waktu antara 'adzan dan shalat' ini, Ka???


*Gambar diambil dari sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar